Tengengan: a gratefulness lesson

Tengengan
= ketika salah satu ato salah dua atau salah tiga bagian dari urat/otot yang kaku sakit karena salah posisi tidur.

Ga bisa noleh gara-gara tengengan ini memang sesuatu banget! Sakitnyaaaaaa olalaaaa
Hey manusia bersyukurlah kalau kau bisa noleh dan menggerakkan kepalamu secara normal hari ini!
Grateful is actually as simple as that.

Beberapa tahun lalu ada pendeta yang datang atas undangan gereja kami dan beliau bersaksi bahwa dia terkena Steven Johnson Syndrome (kalau ada yang gak tau itu penyakit apaan Google it!) In short, it's a miracle that God let this guy to survive. Dan ... ternyata pas cerita ke emak engkong depan, eh orang ini adalah keponakan Engkong depan rumah yang sekarang tinggal di Surabaya, nah loh... dunia sempit pisan!
Dan kalau lihat kondisinya yang bugar sekarang, mungkin akan banyak yang meragukan kesaksiannya - bahkan saya juga ada tendensi serupa, tapi... dengan ditunjang foto2 waktu beliau sakit dan testimoni dari emak engkong, this story is 99,99% so real to me.
Efek sisa dari penyakit SJS itu Pak Samuel ini sekarang tidak punya air mata. Jadi "pabrik" air matanya rusak gitu, jadi dia perlu beli tetesan air mata yang mahal banget dan di Indonesia belum ada yang memproduksi. Di akhir testimoni beliau menasehatkan kepada para cewek untuk lebih menghargai air mata dan tidak menangis sembarangan untuk pria-pria brengsek haha.

Sekecil urusan gak-bisa-noleh karena tengengan, dan testimoni bagaimana repotnya orang yang gak punya air mata, God let me to learn another chapter of thankfulness. Yup, in every "look" small ordinary things, in everything indeed, there's always something to be thankful for!

Ketidaknyamanan karena gak bisa menggerakkan kepala.
Ratusan dollar yang harus dikeluarkan karena tidak bisa mengeluarkan air mata.
Dan kalo dicoba hitung Oksigen kita yang gratis tinggal hirup coba kalkulasikan dengan harga tabung oksigen di RS dan berapa lama kita telah hidup!

Hanya karena hal-hal tersebut telah menjadi hal yang "biasa" dan gratis gak perlu bayar, bukan bearti tidak ada harganya. Dan bahkan sebetulnya bila kita bisa belajar untuk terus bersyukur akan hal-hal kecil, hidup akan terasa lebih indah. Sama halnya ketika kita setia melakukan perkara kecil, kita akan dinilai "layak" untuk diberi tanggung jawab yang lebih besar.

Beberapa waktu lalu saya dikenalkan ke seorang pria yang baik, seiman, mapan, lumayan ganteng, sopan dan umurnya 3taon lebih tua dari saya (kalo gak salah inget) tapiiiiii...... kukunya hitam2!!!
Kalo satu kuku sih gak masalah karena mungkin gak sengaja kena kotoran.... tapi kalo semua?

Waktu saya cerita hal ini ke teman ada banyak cibiran yang bilang:
Masaowoh niexxxx mosok sampe segitunya kau ngeliatin... pantes loe gak kawin2!!!
Lah tapi... kalo kuku jari tangan yang keliatan ajah kotor, apalagi yang dalem2? hiiiiiiii
Judging? Very! hahahaha tapi... namanya kenalan ama cewek, suppose kan yah mandi dulu kek.
Eh tapi dia mandi loh, penampilannya fine jugah, except for the nails.
Kesimpulan yang mampir ke otakku: Bearti orang ini gak pay attention to detail, atau dia menganggap kuku yang hitam-hitam dikit itu bukti kalo dia pekerja lapangan??!
But still..... risih lihatnya.... dan yah... memang jujur saya gak bisa dan gak mau kenal lebih lanjut hanya gara-gara itu. *Tell me I'm stupid or over picky I can take it all!

Jadi, dari hal kecil kita bisa menilai karakter orang.
Namun dari hal kecil pulalah kita bisa melihat dan bersyukur untuk perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar!

“Do not think that love in order to be genuine has to be extraordinary. What we need is to love without getting tired. Be faithful in small things because it is in them that your strength lies.” 
― Mother Teresa

Komentar