Vitamin B


Orang Jerman punya istilah unik: Vitamin B.
B itu singkatan dari Beziehung alias “relationship.” Artinya, punya koneksi, punya orang dalam.


Nah, beberapa waktu lalu saya lagi di fase “udah males banget” cari kerja. Bayangkan saja, browsing lowongan pun tidak. Alasannya? Sudah terlalu sering ditolak, plus lagi ingin fokus belajar skill baru. Jadi rutinitas harian saya: kerjaan yang ada tetap jalan, sambil belajar, baca, latihan, PR, dan sesekali ngobrol biar gak jadi pertapa berjenggot.

Sampai suatu minggu di gereja, ada teman yang bilang: “Eh, di kantorku ada lowongan 50% (alias part-time, sekitar 20 jam seminggu). Kayaknya cocok buat kamu yang masih kursus. Cantumkan saja namaku jadi reference.”

Deg!

Rasanya seperti orang lokal yang punya Vitamin B!
Padahal dia sendiri bilang, “Aku juga baru di perusahaan ini, juga bukan siapa-siapa.” Tapi tetap saja, ada orang yang rela jadi referensi saya. Itu membuat saya merasa credible.

Beberapa hari kemudian, datanglah email penolakan otomatis. Kecewa? Ya ada. Tapi anehnya saya biasa ajah (atau mungkin udah kebal? bwhahaha).
Karena somehow kebahagiaan kecilnya sudah saya dapat duluan: punya Vitamin B.
Ada loh orang yang percaya pada saya. Itu saja sudah bikin senyum ya ga sih.

Lalu, gak lama, masuk WA dari seorang operational manager yayasan yang biasa membuat Cafe Ngobrol untuk para foreigner latihan bahasa Jerman. Beliau menawarkan kerjaan MiniJob. Lebih kecil dari part-time, hanya 2 weekend per bulan. Jobdesc: mengecek kondisi dan kebersihan ruangan-ruangan yang disewakan.

Beliau bilang, “Sebenarnya qualification kamu lebih dari ini, tapi kebetulan yang ada lowongan ini. Mau tidak?” Ya jelas saya mau!

Dan yang membuat saya double happy: kerjaan ini bukan saya yang cari. Justru pimpinannya sendiri yang menawarkan. Rasanya seperti… akhirnya setelah tiga tahun, ada juga yang notice keberadaan saya di kota ini! Saya ga tembus pandang! bwahhahaa.

Kerjaannya mungkin terdengar remeh. Tapi saya pegang kunci seluruh gedung. Saya punya akses properti mereka. Itu kepercayaan. Dan itu membuat saya merasa dihargai.

Di titik itu saya merenung. “Gila, hal kecil begini saja bikin saya happy banget.”

Padahal kalau dipikir-pikir, saya punya Vitamin B yang jauh lebih dahsyat: Tuhan.
Sang empunya alam semesta. Sang pencipta langit dan bumi.
Langsung buka jurnal, menulis pengakuan dosa, dan menikmati quality time dengan Dia.

Kadang kita begitu kan? Sibuk kerja, sibuk hidup, sampai lupa bahwa koneksi kita dengan Tuhan juga butuh maintenance. Dan kalau hanya karena diingat untuk ditawarin kerjaan ajah bisa membuat saya segitu merasa dihargai, bukankah seharusnya lebih-lebih kalau mengingat bahwa Tuhan Yesus bahkan rela mati untuk kita? Bener-bener mewek berkesinambungan. 

Dan kalau dipikir-pikir lagi, kalau saya langsung dapat kerjaan 3 tahun lalu, mungkin saya tidak punya waktu seperti sekarang, untuk berkomunitas, untuk lebih terhubung dengan orang-orang lokal dan Tuhan,  untuk Zumba rame-rame, sarapan bareng teman, ataupun ikutan komsel.

Tuhan tahu yang terbaik. Kita saja yang sering lupa akan hal itu, lebih-lebih suka sok tahu dan mau ngatur-ngatur Dia sekehendak kita.

MiniJob ini mungkin kecil. Tapi ada training dua hari, dihitung jam kerja pula (dan gajinya lumayan, mungkin karena kerjanya Weekend sih yah).  Saya merasa bersyukur. Ya gini loh kerja, meskipun mini, tapi dikasih tahu dulu gimana-gimana gak langsung gradakan dianggap kita langsung tahu dan bisa.  Saya merasa Yayasan ini cukup baik (semoga terus begitu) dan cukup cocok untuk kerja disana. (Dan siapa tahu, dari sini bisa nyambung ke hal-hal lain kannn?) Dan dari tawaran kerjaan yang mungkin terdengar remeh ini, ada rasa bahagia besar yang membuat bersyukur dan kembali memikirkan jalan hidup bersama Tuhan itu memang sering kali tidak terduga. 

Kadang Tuhan kasih kita pintu kecil dulu. Bukan karena Dia pelit, tapi karena Dia tahu pintu besar itu belum waktunya dibuka.

Saya tetap ingin kerja profesional. Tapi untuk sekarang, apa yang ada ya dijalani dan disyukuri. Karena kita tidak pernah tahu ke mana jalan ini akan membawa kannnn.

Stay grateful. Stay cheerful.


“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10, TB)




Komentar

Postingan Populer