SORRY seems to be the hardest word

Sering dalam hidup ini kita melakukan gestures atau ucapan yang keliru atau reflek yang gak sesuai dengan kehendak maksud hati.

Apalagi saya!

Suara saya originally high-tone, jadi kadang reflek ketika orang-tua saya atau adek atau pegawai melakukan sesuatu yang kurang pas di hati... otomatis refleknya nyaut dengan nada tinggi.

Kalau dengan pegawai yaaaaa biasa lah yah...pasti dimaklumin.....tapi kalo sama papa mama? Akan terkesan kurang ajar.

Tadi ketika seorang teman curhat tentang refleknya dia ketika BT dengan papanya yang nanyain berulang-ulang: "udah dibeliin tiket belom? ayo cepetan dibeli" istilah bahasa jawanya nggrejeki, dia ber-reflek menggebrak meja (padahal bukan menggebrak dan gak maksud hati marah tapi jengkel/risih ajah ditanya2 kali yah padahal jelas2 dia masih nunggu kabar dari adiknya satu lagi untuk konfirmasi jadwal)


Later on, dia malah merasa bersalah sendiri sama papanya. Ketika ngobrol curcol, I said: "Ya udah loh, beliin tiketnya langsung terus kasih ke papa sambil ngomong : sorry pa tadi itu aku nungguin kepastian dari adek yang katanya minta dibeliin sekalian tiketnya"
H: Jadi mbahas lagi donk padahal tadi diakhir kalimat aku sendiri yang bilang gak usah dibahas lagi.
me: yaaahhh ngelendeho ae loh!!  sing cilik ngalah (ngelendeh = merendahkan diri)
H: Nah ngomong sorrynya ini yang kaku
me: Yaelaaaahhhhh Sorry seems to be the hardest word yah?
H: yes

Bukan cuma dia, kayaknya kalau saya dihadapkan dengan posisi serupa mungkin akan kurang lebih sama reaksinya "Sorry seems to be the hardest word to say" seperti lagu jadulnya Elton John.
Tapiiiii.... saya pernah loh, nyanggongin rumah temen sambil bawa sebucket Baskin+CD Jazz malem-malem untuk say sorry karena seorang teman marah kepadaku (yang... errrr sampai sekarang aku juga gak jelas pake banget2 marahnya kenapa... tapi paling yaaaaa salah paham) dan memang bener.... SORRY itu susah banget terucap, apalagi didukung sikap kikuk kaku kaku, dan seorang teman yang mengantar ke rumah nya itu, sepanjang jalan nguliahin saya untuk tidak merendahkan diri sendiri untuk minta maaf yang belom jelas perkaranya. "Belum tentu juga kamu salah, paling salah paham" ujarnya...
 Tapi waktu itu saya merasa harus minta maaf duluan, akhirnya agak malam teman yang ditunggu pulang dan keadaan jadi tidak enak, karena dia hanya mengatakan "gak-papa" this word, namun sikapnya yang sudah gak seakrab sebelumnya mengatakan bahwa: udah kita gak usah dekat-dekat lagi.... and that's exactly what happen later on....
Setelah bertatap muka dan ngomong sorry, masuk ke mobilnya tacik(teman yg mengantar) nangis bombay sepanjang jalan pulang, felt so silly. Mendadak di radio ada diputer lagunya Bruno Mars yang berjudul "Today my life begins" sama kalo gak salah lagunya ituuu... Persahabatan bagai kepompong... gileeee Tuhan emang amazing yahhh.....radio ajah dipake Tuhan untuk menghibur saya!! #grateful

Entah saya dimaafkan atau tidak, memang pertemanan kami telah rusak dan never stay the same, tapi.....
untuk saya pribadi, malam itu adalah a breakthrough night!
Life too short to regret or to hate, jadi waktu itu saya merasa saya sudah berusaha melakukan "pemberesan" sesuai yang diajarkan Tuhanku, dan sejak hari itu Sorry isn't the hardest word to say, it's still hard but not the hardest, and I've learned to forgive myself and moving on.
Afterward, Tuhan kayaknya cukup puas dengan perbuatan saya yang-terlihat-bodoh di mata manusia, DIA memberkatiku dengan banyak kejadian menyenangkan, ditambah buuuuanyaaakkkk teman baru, bisa buka toko kedua dan laris manis, traveling kesana kemari mencoba hal-hal baru, etc etc too many to list...

So imagine if I choose to refuse to take the step that night, I don't think I can make today's achievements.

Sometimes we just need to loose ourselves in order to get more in life!

Jadi..... ayooooo... say sorry to your papa!! (you know who you are) Jiayou!!!!






Komentar