Something Profoundly Human

Negri ini kayaknya tidak akan pernah kehabisan bahan berita yang "kurang penting".


Judging book by its cover is part of human nature.
To be honest, I used to be one (and errrr.... sometimes still being one).
Secara kan ada tuh firmanNya: Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.
Dan saya manusia! Jadi harap maklum kalo kadang masih kurang ber-keTuhanan #alibi.

Seperti kisah waktu saya nyasar di macau dulu, ditolong ama driver berwajah mafia penuh tattoo. Tampang sih boleh captain Hook tapi hatinya Hello Kitty bangetttttt, pelajaran sangat berharga tentang "don't judge book by it's cover" for me.
Sekarang, saya rasa masyarakat Indonesia sedang diperhadapkan pada bab yang serupa, "menghakimi seseorang melalui sampulnya".

Menteri fenomenal yang ditunjuk oleh Pak Presiden Joko Widodo (I'm trying my best not to type Jokowi biar keliatan beda, lebih keren gituh) Ibu Susi. Beliau tidak tamat SMA, perokok, punya tattoo komplit dengan perilaku dan gaya bicara yang apa adanya.

Pendidikan yang "tidak tamat SMA" belom tentu bukan pribadi yang pintar loh. Ilmu tidak didapat dari bangku sekolah saja, banyak kok contoh-contoh orang yang sekolahnya pintar tapi ketika hidup kurang cerdas. Ibu Susi? Beliau sukses loh perusahaannya, itu suatu bukti nyata gak pake hoax!

Meskipun saya tidak suka perokok, tapi ...ketidak-sukaan saya bukan pada pribadinya, tapi pada rokoknya itu sendiri, dan semua temanku yang perokok pasti tau-diri untuk tidak merokok kalo deket-deket aniex, kecuali mau kucabut dan buang :p.
Namun, bukan bearti saya membenci orang tersebut hanya karena mereka merokok khan? (paling pol saya kuliahin tiap ketemu haha)

Ibu Susi, mungkin tidak berpendidikan formal tinggi, namun saya kok punya keyakinan beliau mampu mengemban tugas yang diberikan dengan baik. Lah kalau tentang merokoknya yang diprotes, helloooooo beliau menteri perikanan bukan menteri kesehatan, masih sah lahhh... di laut toh gak ada tulisan Dilarang Merokok khan??? Ikan paus juga gak akan demo kalo beliau ngerokok #eh


Tattoo..... hmmm... another thing that actually I also don't like, tapi... ya kan tiap orang beda, kalau saya gak suka ya udah saya gak akan men-tattoo diri saya sendiri, kalau orang lain, ya hak asasi dia lah mau tattoo atau kagak. Paling pol kita hanya bisa memberi nasehat atau masukan, gak perlu dibenci dan dijauhi. Saya ngomong begini bukan bearti saya juga orang yang sudah otomatis bisa menghargai dan gak-judging loh. I'm naturally a-judge-er! Tapi masak kita menolak seorang yang punya potential hanya karena beliau punya tattoo??

Mau pilih mana: apa adanya meskipun agak kasar kesannya, atau yang alusan tapi dibelakang "ada-apanya"?

Pak Presiden pasti sudah mempertimbangkan dengan sangat teliti ketika mengangkat para menterinya. Bukan tidak mungkin pilihan beliau ada yang "cacat" atau kurang disana-sini, yaaaaa dimaklumin ajah lah... kita beli buah milihin satu-satu ajah kadang masih ada kan tidak sempurnanya; apel yang keliatan super mulus ajah masih ada lubang yang sembunyi dibalik sticker merknya, apalagi manusia!!!
Akan tetapi, saya rasa lebih baik yang keliatan langsung apa adanya, daripada yang bertampang baik-baik trus kerjaannya korupsi sana-sini? Apalagi yang keliatan bertitle haji tapi kawin sana sini?? Hayooo pilih mana Indonesia???

Yuk ah... mari kita lihat dan tunggu serta dukung saja programnya bila memajukan nusa dan bangsa, jangan cuma dicacat luarnya.

To judge from the cover is something profoundly human........ however....let's be a better human!

SORE!

"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
1 Samuel 16:7






Komentar