Praduga dan Kegigihan

Kita manusia sering sekali berpraduga.

Namanya ajah praduga, jadi yaaaaaa dugaan kita belom tentu sesuai fakta.
Saya bukan tidak jarang berpraduga, namun sebisa mungkin biasanya bila praduga mulai muncul di kepala, akan saya selidiki diam-diam atau bila memungkinkan akan saya tanyakan langsung ke orang yang berkaitan.
Tapi seringkali bila saya menanyakan langsung, jawaban yang diterima tidak sesuai atau mengejutkan. Entah orang tersebut yang berbohong atau memang praduga saya yang salah, Heaven knows!

Jeleknya, praduga ini sering muncul dalam kehidupan suami istri.
Meskipun saya belum bersuami, tapi dari cerita teman dan pengalaman saya melihat bagaimana papa mama dan pasutri yang ada disekitar saya berinteraksi, banyak banget loh praduga yang sebenarnya tidak benar.
Seorang istri yang sudah gempor setengah mati seperempat hidup ngosekin WC sampe tangan mau putus tapi masih dinilai tidak-bersih oleh suaminya, parahnya sang suami berpraduga bahwa si istri malas.
What theeee.....
Kebetulan saya adalah teman si istri, bukan untuk memihak, tapi istri ini far-far-far dari kata malas.
Ada lagunya tuh dangdut, masak-masak sendiri, cuci-cuci sendiri, ngemong anak sendiri, tapi tidurnya alhamdulilah tidak sendiri (lirik tidak sesuai aslinya-tapi kalo baca ini harap dibaca pake nada itu yah!)
Gak pake pembantu pisan, kalau sampai istri model begini dibilang malas, saya nanti masuk golongan apaan yah? #duh

Apakah perlu pindah posisi ? Kayak di pelem-pelem ituuu... suami swap jadi istri, istri jadi suami?

Several weeks ago, saya sempat dikenalkan dengan seorang cowok, hmmm.. lumayan sih seharusnya ... tapi we end up in "just-friend" this term. Sebelum saya ditanyain kenapa?
Mari saya jelaskan...
Orangnya asyik dan sangat bersemangat di awalnya, tapi kind-of-melempem setelah kenal lebih jauh.
Praduga saya: grogi kali yah
Kenyataannya: Yup he is.
Beliau mengeluarkan kalimat "let's be friend and let it flow"
Me: (dalam hati) *duh ....b*llsh*t...gua bukan Wavin kali yang bisa air mengalir sampai jauh.... Lagian kalo let-it-flow nanti gua yang sekonyong-konyong-koder terbawa perasaan lebay sendiri gak lucu.....
(yang keluar di mulut) "Ya wes kita jangan contact dulu ae yah"

Kagetlah dia! Separuh jiwanya melayang kayaknya kena kalimat langsung "gak usah kontak dulu"...dan kayaknya (entah aslinya bagaimana saya gak nanyain langsung) beliau berpraduga bahwa "ih ini cewek segitunya amat"
Yah karena saya mikirnya dari awal dikenalin kan udah ditempel label "perjodohan" kalo sono ngomong "just friend" ya anggapannya gak minat donk yah... trus ngapain pake let-it-flow?
Setelah ngobrol dengan seorang teman, memang kalimat saya keterlaluan kayaknya, dan gak cocok untuk kuping Indonesia, jadi... I did apologized. Entah dimaafkan atau enggak tapi ya I did my part untuk meminta maap. Kayaknya sih sudah dimaafkan dan kita masih tetap berteman baik, dan sesekali masih akan aku sapa di bbm demi kelangsungan hidup, dan keramahan serta kesejahteraan sosial *sok Pancasilais*

Banyak praduga yang muncul kala itu...
Sekarang sih udah lewat jadi udah gak masalah dan bisa nulis di blog, tapi jaman itu beneran deh gak-mudheng maksudnya dan ada rasa kepo-kepo "gak-trimo" ngonoh hihihi....

Praduga : orangnya minder sama saya?
Kenyataannya: (kayaknya) enggak sih, confident is his label.
Jadi .....kesimpulannya.... ya memang gak naksir niex ! *dalam hati sebenernya gak mau admiting this reason soalnya ...well... you know... bertepuk sebelah tangan itu gak enak rasanya! Seperti ada yang salah ama diriku ajah darn!.... padahal aslinya yang rugi besar dia #eh *masih tetep ke-pedean, bagusan pede daripada minder toh bwahhahaha ...
Kesimpulan akhirnya: Ya sudah "just friend" ajah jodohnya.

Selang dua hari setelah adegan saya meminta maaf, ada cowok lain yang dikenalin...
Kali ini.... hmmm...
Praduga: ini cowok antara grogi atau tidak kreatif, ngajakin ngobrol ya begitu-begitu ajah pertanyaannya.
Kenyataan: orangnya tahu terlalu banyak tentang diriku yang somehow udah bingung apa yang mau ditanyain dia udah tau semua sampe mobilku apaan! Buset toh... padahal saya gak pernah tau ini orang modelnya bagaimana... kinda a bit weird... tapi yaaa...no judging hihihihi...

Back to praduga suami-istri.
Kalau tarafnya saya masih kenal-kenalan taksir-taksiran, praduga boleh lahhh... halal... tapi kalo udah suami-istri? Bukannya lebih baik semua-semua dibicarakan?
Karena pada dasarnya, suami merasa wanita susah dimengerti..tapi Heyyyy saya sebagai cewek ajah juga susah mengerti cowok kok... Jadi harusnya para istripun juga susah mengerti maksud suami kalau tidak dibicarakan! Jangankan tidak dibicarakan, yang dibicarakan ajah masih bisa salah paham kok, betul ga???
Lah tapi sononya sok-tau dan gak mau diajak bicara!
Well.... Gigih adalah kunci yang ampuh untuk segala sesuatu loh.
Karena kegigihan bisa merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Saya masih ingat seorang teman menceritakan bagaimana suaminya dulu dengan sangat gigih memperjuangkannya.
"Udah ditolak diusir-usir masih datang terus, dan bahkan caranya smart dan rapi banget ya udah deh luluh dan jadi suami deh.."
Lain cerita dengan one of my aunt yang menceritakan bagaimana dia mengejar suaminya (ini kurang pada tempatnya sih) tapiiiiiii membuahkan hasil loh... akhirnya mereka menikah dan bahkan sekarang kesannya her husband is kind-of afraid loosing her!

We never know the outcome, tapi gigih itu memang sesuatu.

Jadi... untuk semua kita yang punya praduga (apalagi yang judulnya udah suami-istri), coba dibicarakan deh, kalau ditolak-tolak, pakai jurus cap gigih itu tadi. InsyaAllah kegigihan dengan sepenuh hati yang tulus membuahkan hasil yang baik.

Have a nice weekend!

(2) Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun.(3) Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.(4) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun,(5) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."(6) Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!(7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Lukas 18













Komentar