Efek Jera



Berita terbaru diseputar timeline apapun di media sosial adalah "penenggelaman kapal asing oleh TNI AL"

Ada yang berkomentar bagus.
Ada pula yang bernada "iri" dengan tindakan nyata penuh nyali dari pemerintahan baru ini, bahkan menempelkan cap teguran : "jangan gagah-gagahan!".

Ada pula yang menyentil kasus "penenggelaman" yang lain dengan sebuah gambar berikut:


Reaksi saya?
Saya SUKA!

Indonesia adalah bangsa yang kaya tapi sangat diremehkan oleh bangsa lain, bukan cuma bangsa lain sih, warganya sendiri kadang juga meremehkan.
Kenapa?
Karena pemerintahnya galau! Hukumnya gak tegas. Orang-orangnya corrupt. Mentalnya cupu-cupu.

Kalau memang mau memberantas korupsi pake donk cara yang lebih ekstrim, dimiskinkan sampai habissss bisss bisss! Kalau dibilang menyalahi HAM.....hmmm....okay ambil ajah jalan tengah: keluarganya masih ditanggung hidupnya atau sekolah anaknya, tapi semua hartanya disita negara, tapi itupun dengan catatan anak-anaknya masih dibawah umur, kalau udah dewasa ya gak perlu! Liat ajah asongan dan anak jalanan! Mereka survive dengan apa yang ada.
Tapi kenyataannya.....??? Belom begitu huffff....
PR besar untuk pemerintahan baru tentang bab ini.
Pak Abrahamnya KPK ajah udah ngeluh: "Kita capek-capek nangkepinnya...eeehhh hukumannya ringan dan dapat remisi"
Capedeeeeeeeee....!

Kalau dihitung secara matematika, mereka korupsi Milyaran bahkan Triliunan, tapi dihukum cuman 15taon dan denda beberapa ratus juta.
Let's do the math!

Contoh soal korupsi 100M, bayar denda 10M, dipenjara 15tahun.

(100M - 10M )
---------------- = 6M per tahun
       15

Secara kasar dan ngasal, pendapatannya adalah 6M per tahun, setara dengan 500juta per bulan.
Si pak Ogah kerja sampe bungkuk pun gak akan dapat segitu kayaknya, para koruptor ini malah ongkang-ongkang tidur-tidur nonton tivi di penjara yang sudah disulap jadi kamar hotel dan duitnya berbunga sendiri di deposito!!! Bagaimana mau jera? Yang ada semua berbondong-bondong korupsi.

Semua kelakuan buruk, biasanya diberi sanksi maksimal atau kena akibat yang parah baru memunculkan kata kapok.
Seorang yang makan dengan rakus tanpa membatasi dietnya, akan tobat (biasanya) bila sudah terkena penyakit parah/diabetes.
Apa perlu selalu terjadi begitu baru mau berubah?
Apa harus kena kanker paru-paru baru berhenti ngerokok?
Apa mau terkena AIDS baru tobat gak selingkuh?
Apa rela dibunuh dan mayatnya ditemukan di jalan tol dalam keadaan telanjang baru gak gatel ngeganguin rumah tangga orang? Eh tapi kalo udah mati gak bisa tobat donk yah hihihihi...
Intinya, apa perlu harus semua yang buruk-buruk itu terjadi duluan baru jera?




Dunia maritim juga sama, lautan kita kaya-raya!!

Tapi banyak anak kurang gizi, sedangkan isinya laut kita di"panen" oleh bangsa lain tanpa ada instruksi pencegahan yang bearti selama berpuluh tahun.
Semoga dengan ketegasan bu Meteri Kelautan yang baru dan tindakannya yang nyentrik pula ekstrim serta kontroversial untuk menenggelamkan kapal-kapal ilegal itu, akan muncul efek jera yang maksimal buat nelayan-nelayan pencuri dari negeri tetangga. Lebih lagi, semoga mulai sekarang, Indonesia tidak hanya menjadi bangsa yang dipandang sebelah mata dan diremehkan!

sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tulus hati.
Mazmur 94:15

Selamat Sore!

Komentar