Same old questions

"Kapan Kawin?"
"Mana pacarnya?"
"Yang dicari kayak apa sih?"
"Kamu sih terlalu milih-milih"

The list goes round and round in different languages, various version. Jangan bosen kalo blognya topiknya ini lagi... saya nulisnya gak sesering saya ditanyain kok haha.

Sempat jeda gak ada yang nanyain pas tahun 2013 kemarin, eh... ada sih tapi gak significant.
2014 ini mulai lagi banyak yang nanyain, mulai dari tetangga, teman yang tidak terlalu dekat (karena kalo yang dekat udah tau, gak bakal nanya :p), saudara, paman, bibi, sepupu, mamaku, etc etc

Sebenernya siapa sih yang gak mau nikah muda? Cita-citaku dulu merit umur 25, lalu berubah ditengah jalan jadi 27, eh kagak tercapai, dan sekarang saya 31 and single! Hmmm...
Saya sampai dijadikan topik bahasan antara susuk dan emak tetangga depan rumah, "Kenapa aniex masih single yah? Padahal teman juga banyak, anaknya mudah akrab sama orang, baik dan grapyak (=ramah)"
"Terlalu milih-milih paling"

Am I?

Ya... milih sih pasti lah... beli lombok ajah milih kan, masak suami kagak milih :p
Tapi lucunya banyak yang dengan sendirinya eliminate themselves without the effort of approaching!
Jadi, belom juga ada gerakan pdkt udah minder duluan.
Berdasar sejarah, yang cukup percaya diri untuk pdkt hanya bisa dihitung jari. Dan biasanya mereka adalah golongan orang yang ekonominya mapan, atau punya posisi 'higher', atau malah brondong yang cukup PD dan confidence enough untuk menghidupiku haha. Kesannya kok saya matre dan butuh banyak duit buat maintenance fee yah?
Sebagian bilang karena saya bisa kerja sendiri jadi cowok pada minder. Well.... lah kalo udah begitu ya justru baguslah gak repot-repot kan seleksinya karena mereka sendiri yang gak maju.
Bagian lain berkata karena saya terlalu sibuk sampai mau komunikasi ajah susah.
Believe me or not, I keep in touch with friends, new/old friends and/or close/long-distance friends pretty good. Sibuk sih, tapi kalau disempatin ya pasti bisa lah untuk komunikasi, kecuali anda membosankan, tidak menyenangkan, gak nyambung, terlalu punya banyak waktu free yang dikit2 nanya "sudah makan belom? sudah mandi belom? slamat pagi, siang, sore malam....." yang kategori lebih rajin dari reminder-iPhone, atau juga kategori yang "apa-apa gak-tahu",  ya pasti saya juga malas kan ngobrol?! Atau bisa jadi anda menyenangkan tapi sudah berkeluarga, biasanya kalau sama teman yang sudah berkeluarga saya juga membatasi untuk ngobrol, karena mereka toh kalo pas senggang bisa duluan bergerak untuk menyapa, kan gak lucu kalo saya ngobrol dengan dia lebih banyak dibanding dia ngobrol sama suami/anaknya.

Alasan lain karena saya dicap terlalu "sok suci", no too-intimate-touching, bahkan paling gak suka gandengan tangan (yang jari tangan ketemu jari tangan ituh, risih ajah keringetan #eh), gak menganut sex sebelum nikah, bahkan ciuman ajah kalo bisa nanti di altar ajah, tuh kan banyak banget aturannya, jadi cowok juga udah males soalnya udah di list di muka, mungkin serasa kudu baca "agreement policy" jadi udah males duluan haha. Ya terserah sih kalo mau dibilang sok, kan itu hak asasi. Tapi yang pasti saya sudah belajar bahwa menolak di depan lebih mudah daripada menghentikan "tombol" yang sudah terlanjur switch on, ingat  my-ex is australian, jadi bayangkan sendiri #eh #curcol. In short, seperti orang merokok, cara terbaik untuk berhenti merokok adalah? Tidak memulainya!
Saya manusia, specificly cewek, yang meski tampang kadang judes dan sok kuat, tapi inside tetep ajah longing to be loved dan punya hasrat yang harusnya tersalurkan tapi di-empet-sekian lama (beberapa decades malah), so all those too-physical-contact may cause some later harm for my lusty-being. Khan gawat kalo mbledos sebelum waktunya, jadi mending dicap sok suci daripada munafik-sok-kebal-godaan.

si Mr. T, dia adalah orang di listku (so far) yang cara approachingnya paling wise. Mungkin karena dia sendiri juga a very busy businessman (dan faktor U yang sangat berperan jugah), jadi sebelum menelpon untuk kenalan, dia sms duluan nanya when is the best time to talk. Nah kalau ada yang nanya dengan sopan ya pasti aku jawab dengan baik: jam 9malam, dan 9pm sharp he called. Hubungan tidak bisa berlanjut ke jenjang berikut karena satu dua dan buaaaanyak hal (PM for details hihihhi), tapi karena orangnya fine, ya tetep kita keep in touch as friend, nambah temen selalu halal kan? Apalagi kalo temennya billionaire yang umurnya kejar-kejaran ama umur mama, langka! haha

Kenapa blognya jadi serasa public diary yah? Ya... suka-suka deh... kalo suka ya dibaca kalo gak suka ya gak usah di click gampang khan? Yang pasti hobby nyeloteh lebay saya tersalurkan :p

Back to the topic, jadi... kira-kira kapan? bagaimana? dan kayak apa sih modelnya suamiku nanti?

He might be as good looking as Hugh Jackman, or as adorable as Keanu Reeves? Might as mature as Bruce Willis, or as cute as LeeMinHo? Nonetheless, he too might be bald, with one big-pack "beer-belly", short, not-that-charming. Clumsy or macho, silly or smart, rich or average, good looking or not, only God knows the best. "Me-want" list nya ada lah... point 1 sampe 100 list of characters I'd prefer, tapi saya masih percaya bahwa God is in control of everything, jadi kita tunggu ajah yang mana yang nanti "click" at the right time.
So...... let's enjoy this season and somehow-annoying same-old-questions, and for you who read this, lebih baik kalian jangan ikutan nanyain deh, saya sebenernya gak hepi-hepi amat untuk ditanyain, dan jumlah orang yang nanyain sudah terlalu banyak :p, ikutan "marketing-kan" saya ajah, bantu2 nyariin jodoh lebih banyak pahalanya dibanding sekedar nyinyir nanyain pastinya. hohoho

Have a good day! ^__^



28 And we know that in all things God works for the good of those who love him, who[i] have been called according to his purpose. -Romans 8:28-





Komentar