Dunia yang semakin kejam

Beberapa waktu lalu baca berita tentang seorang perempuan China yang pingsan di pinggir jalan lalu meninggal karena tidak ada seorang pun yang rela berhenti sejenak untuk menolong.

Ironis.

Dunia modern memang kayaknya lebih mementingkan diri sendiri banget. Lihat ajah di stasiunnya negara-negara maju PASTI mereka jalannya super cepat. Time is money they said. Dan memang ketika saya di Tokyo dengan kaki setengah pincang gara-gara belom sembuh benar, menggendong ransel yang lebih besar dari diriku, ditubruk sana-sini dan... they don't even care to stop or say sorry, seperti memang salah saya sendiri jalan pelan-pelan ditempat yang tidak mengijinkanmu untuk berjalan pelan. Wew.

Untungnya sih "ketidak-ramahan" Jepang hanya di bagian station nya ajah. Sisanya, Thank God, saya selalu bertemu orang ramah yang ringan tangan membantu.

Nah, kalau kejadian di China ini?
Bisa jadi mereka terlalu takut untuk mengulurkan tangan menolong, karena tak jarang kita diinfo untuk "tidak menolong sembarang orang". Pantengin ajah bbm, ada beberapa broadcast message yang menyarankan kita untuk bertindak waspada dll terhadap orang yang minta tolong. Tapi kenapa sedikit yang mengajarkan kita untuk berbuat lebih baik dan lebih tulus yah?

Lalu kejadian beberapa hari ini, sepasang kekasih berumur 19tahun yang membunuh mantan pacar si cowok. Ohhhhh myyyyyy..... pas kubaca ini berita, cuman miris ngeri, kenapa umur 19tahun bisa berpikir untuk menghilangkan nyawa orang lain hanya karena alasan sakit hati si mantan gak mau ditemuin/gak mau berteman lagi. Kalau diputar balik ke jaman saya berumur 19tahun, waktu itu....... saya kepikiran pacaran ajah kagak tuh *oucht*

Antara saya yang terlalu kuper atau anak sekarang yang lebih cepet dewasa dan punya pemikiran aneh serta kebanyakan nonton film action yang pemeran utamanya bunuhin orang serasa nyabetin ladang gandum waktu panen. Tapiiiiii itu film sodara-sodara, mereka dengan gampang tembak sana sini, sabet pedang sana sini, karenaaaaaa mereka gak beneran mati! Lah kalo sampeyan yang melakukan beneran ya mati beneran trus gimana???

Hanya karena sakit hati. Kenapa sih urusan hati yang sakit diperpanjang jadi nyawa melayang?
Kemarin dengerin lagu teranyarnya RAN yang entah judulnya apaan ada kalimatnya: "Terima Kasih telah mendua" Nah, ini spirit yang bener, kalo memang putus, ngapain dendam? ngapain sakit hati? Berterimakasihlah, bearti memang belom berjodoh ya wes titik, gak perlu diperpanjang pake jaman silat dendam-dendaman. Inget gak dulu waktu film silat naik daun, topiknya yang tak berkesudahan itu cuman satu: Balas dendam! Dari generasi ke generasi, sampe yang nonton ajah capek sana belum kelar dendamnya.

Memang dunia yang semakin kejam ini menuntut kita untuk bertindak lebih bijaksana dan cerdik.
Tapi bukan bearti kita mengesampingkan hati nurani.

Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Matius 10:16

Sudah diperingatkan bahwa kita diumpamakan seperti domba di tengah-tengah serigala. Nah lho, gak heran kalau dunia semakin kejam. Tapi tantangannya adalah: Kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.... dannnn juga kudu tetap hidup sebagai domba, tidak ikut-ikut berubah jadi serigala atau lebih parah serigala berbulu domba!

Kita semua pasti punya hati nurani kan? Ketika ada suatu kejadian, hati nurani kita pasti bisa menilai apakah kita perlu bertindak atau tidak. Tapi bila benar-benar anda ingin menolong, just do it, gak usah pake alasan dan pemikiran yang panjang. Kedengeran Sembrono? Hmmmm... entahlah, saya memang dinilai orang kadang terlalu sembrono, tapi mari belajar tentang kisah orang Samaria yang baik hati. Siapa yang akhirnya menolong orang yang pingsan di pinggir jalan itu? The good Samaritan ! Orang tidak beragama, bukan juga pastor/imam, bukan orang suci, tapi jelas dia punya hati nurani yang baik dan kisahnya dikenang dan dijadikan contoh sampai 2000 tahun kemudian (and still counting)
*yang gak tau kisah ini Google ajah pake judul Good Samaritan in the Bible* haha *edisi malas menjelaskan

Yuk tetap jadi domba di dunia yang semakin kejam ini.
Siang!




Komentar