Shine like Stars!





Bersinar bagai bintang.
Tahun demi tahun dengan cepat berlalu, namun apakah tahun 2011 kita sudah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan? Ataukah tahun 2011 hanya bergulir seperti tak terjadi apa-apa?
Apapun yang telah kita lakukan di tahun 2011,  kesalahan yang kita perbuat, kegagalan yang mungkin kita alami ataupun hal-hal yang kita sesali karena urung dilakukan. Semuanya telah berlalu. Yang bisa kita lakukan adalah mengambil hikmah dari semua yang terjadi dan berkomitmen untuk menjalani tahun 2012 dengan lebih baik.
Dalam khotbah di peringatan Natal yang lalu, Gembala mengingatkan kita bahwa sesungguhnya pada mulanya anak-anak Abraham diibaratkan sebagai bintang-bintang.
                  Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
= Kejadian 15:5 =

Namun setelah Abram mendengarkan perkataan Sarai untuk menghampiri Hagar, keturunan Abraham mulai diibaratkan  dengan bintang dan pasir. Ishak adalah anak perjanjian,
Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga. (Kejadian 17:21)
dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu” (Roma 9:7)
Mungkin kita bisa memahami perasaan dan kebimbangan Sarai waktu itu, umur mereka yang telah lanjut dan anak perjanjian yang tak kunjung datang, membuat Sarai merasa ‘perlu’ menolong Tuhan. Kadang, oh tidak, sering kita juga akan bertindak seperti Sarai.  Janji-Nya yang mungkin terasa berlambat-lambat, bahkan akan terasa terlambat menurut ukuran manusia. Tapi, meskipun telah melakukan sedikit kelalaian dengan berusaha ‘menolong Tuhan’ mempercepat penggenapan janji-Nya; Abraham dan Sara akhirnya berbalik kembali kepada iman mereka.
Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. (Ibrani 6:15)
Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. (Ibrani 11:11)
Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, (Ibrani 6:13)

Tetapi, dengan status sebagai keturunan Abraham, apakah kita sudah berlaku seperti bintang-bintang yang bersinar di tengah kegelapan? Ataukah kita hanya seperti pasir-pasir yang terkadang malah mengganggu pemandangan?
Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. (Yoh 8:39)
Mengerjakan perkerjaan yang dikerjakan oleh Abraham, apa itu? Bila kita membaca dalam kitab kejadian, akan banyak kita temukan ‘perkerjaan Abraham’. Dua halaman bulletin ini tidak akan cukup untuk menjelaskan keseluruhannya, saya akan mencoba membagikan beberapa contoh.
Abraham hidup di masa dimana penyembahan berhala umum dilakukan oleh orang-orang di jamannya. Namun, dengan ketaatannya yang tanpa syarat dia melakukan perintah Tuhan yang boleh dibilang sangat-tidak-jelas. Abraham melangkah keluar dari negerinya menuju ke negeri yang ‘akan’ ditunjukkan Tuhan kemudian. Iman Abraham sangat nyata terlihat bahwa percayanya hanya kepada Tuhan.
Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. (Gal 3:6-7)
                 
Karakter Abraham yang penuh kasih dan murah hati kepada semua orang. Bahkan kepada orang asing! Dia menjamu tiga malaikat yang bertamu sebagai orang asing di rumahnya dengan sangat luarbiasa. Berlari menyongsong mereka, bahkan ketika di jaman itu hal ‘memberikan segelas air’ kepada orang asing sudah dinilai cukup baik, namun Abraham melakukan LEBIH dari orang lain sejamannya, dia menjamu tamunya setara dengan sebuah pesta perayaan, dengan anak lembu yang empuk dan baik juga memberikan tidak hanya segelas air bahkan air untuk mencuci kaki.
                  Abraham juga sosok yang cinta damai, dan sangat tahu berterima kasih. Dia mengalah kepada keponakannya Lot dan mempersilahkan Lot untuk memilih daerah yang terbaik, supaya tidak terjadi pertengkaran antar saudara. Dan sesudah Tuhan berfirman bahwa IA akan memberikan negeri itu untuknya, Abraham langsung mendirikan mezbah bagi Tuhan. (Kejadian 13:18)
                 
Yang paling saya kagumi dari sosok bapa Abraham juga adalah, antusiasnya, semangatnya dan kecepatan serta kesigapannya dalam merespon dan melakukan perintah Tuhan. Terlebih juga, Abraham TIDAK PERNAH mempertanyakan janji Tuhan ataupun cara Tuhan, meskipun keadaannya tidak sesuai bahkan mungkin berbanding terbalik dengan yang dijanjikan.
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya (Roma 4:18)
Lalu, ketika Tuhan memerintahkan dia untuk mempersembahkan Ishak anaknya, dia bangun ‘pagi-pagi’. Tuhan tidak membatasi Abraham dengan ‘deadline’ ketika memberi perintah kepadanya. Tapi dia dengan sigap pagi-pagi benar sudah menjalankan perintahNYA.
Masih banyak yang bisa kita perlajari dari hidup bapa kita Abraham, dan dari kisah ini saya belajar bahwa inilah yang disebut Sepenuh hati dengan Tuhan: Ketika hati kita penuh dengan kasih Tuhan dan iman yang komplit padaNYA, tidak akan ada celah untuk keraguan dan pertanyaan.

Abraham menunjukkan pada kita, cara yang benar melayani Tuhan, dengan kasih dan takut hormat akan Tuhan. Abraham adalah ‘Kekasih sejati Tuhan’ (Yes 41:8) juga benar-benar seorang yang sangat takut akan Tuhan (Kej 22:12). Sebagai anak Abraham, kita, adalah pewaris perjanjian dan juga ‘kemitraan’ yang telah Tuhan buat dengan Abraham. Mari kita lakukan pekerjaan yang dikerjakan oleh bapa kita Abraham dan bersinar bagai bintang! God bless! ^^
2012 @lusianasusanto

Komentar