Gagal itu Halal

Happy 2020!!!




Seperti biasa saya akan bertanya bagaimana 2019 kalian???

Mungkin kalian sudah tahu bahwa 2019 saya adalah tahun penuh perubahan, karena status yang berubah menjadi "Nyonya" dan proses perpindahan tempat tinggal.
Sebagian besar adalah perubahan baik dan positif dan yang sangat saya syukuri tentunya.

Yang happy-happy bagus-bagus semua kira-kira sudah tahu lah ya kannnnnn....
Sekarang justru saya ingin mencoba nge-list hal-hal yang menurut saya bisa di cap sebagai "gagal".

Kenapa kok malah buka "borok" sendiri?
Kadang kita manusia (termasuk saya) memiliki tendensi melihat rumput orang lain lebih hijau ... padahal aslinya pasti dibalik itu ada kisah2 yang mungkin kurang menyenangkan atau penuh air mata dan doa namuuuuun tidak terekspos pers-media. Jadiiiiii ini juga untuk pengingat bagi diri saya pribadi, bahwa gagal itu halal kok asal kita mau bangkit lagi dan lagi.


2019 kemarin ada beberapa berita artis/public figure yang bunuh diri (bahkan ada yang pendeta!!!) di umur yang masih sangaaaaat muda, alasannya klise: depresi.
Mungkin terdengar klise, tapi untuk orang-orang yang sedang bergumul, melawan diri sendiri yang sedang sangat negatif dan putus asa tuh gak gampang loh, bener-bener perlu tekad penuh dan pasrah.

Tekad bulat untuk mau berubah cara pikir, karena menurut pengalaman saya, kadang cara pikir kita sendiri yang kita ijinkan masuk ke otak dan dipikirkan secara berulang yang membuat kita galau, khawatir, merasa kurang dll dll
Lalu pasrah 100% kepada Tuhan dengan keyakinan bahwa Tuhan itu yang punya semesta, yang menciptakan segala sesuatu dan PASTInya berkarakter baik dan penuh kasih, tahu yang terbaik bagi kita; jadiiiii tidak semuanya harus kita handle sendiri!
Seringnya kan kita tuh sok-pintar, sok-bisa laluuuu bingung-bingung sendiri akan hal-hal yang menurut akal kemampuan kita BISA kita kendalikan. Kita akan berkecondongan mengkhawatirkan tentang masa depan dan jodoh, sedangkan kita gak pernah kan khawatir hari ini matahari terbit gak yah? Itu bintang nanti jatuh gak yah? Karena kita sudah tau pasti kalau si matahari ituh bukan dalam kendali kita manusia. Jurus andalan saya: Pasrah sama mau-Nya Tuhan ajah deh.
(Ehhhhh tapiiiiiiii kita masih hidup dalam daging dan manusiawi yanggggg terkadang lebih susah dikendalikan daripada singa singa sirkus! Jadi jangan mikir itu mudah yahhhh semua ada prosesnya, ditelateni ajah)

Sejarah masa kecil saya juga membuat saya bertendensi untuk hanya diam mengalah, sering banget mempertanyakan diri sendiri "am I good enough?" yaaaaa secara dulu kan ngompolan sampe gedhe, diomelin, dimarahin, dicap malas dan dibandingin sama adek yang 6taon lebih muda sudah jadi makanan sehari-hari. Setiap mau tidur tuh nderedeg khawatir ngompol tapi ya apa daya... tiap hari ngompol lagi dan lagi hahaha. Lalu di les in musik kagak bisa.... nyanyipun menang power tapi lain nada bwahhahahaha, si adek bisa balet dan maen biola, saya les piano ya cuman bisa asal2 main y do re mi do mi do mi... udah itu doank. Satu-satunya di keluarga yang meskipun kurang disetujui tapi ngotot sekolah keluar negri, namun lalu pulang ke Caruban buka toko dan gak rabi-rabi.
"Ojok sekolah ke luar negri engkok ora gelem rabi-rabi" kalimat itu pernah beberapa kali berkumandang dengan acuan kisah hidup saya yang menolak hampir 60++ perjodohan bwahhahahaha (bisa dianggap prestasi gak inih? Kali-kali dapat kompor cantik)
Untungnyaaaaaa setelah sembuh dan tumbuh dewasa saya perlahan memutuskan untuk berubah (ingat yah gak instant bokkk mama saya namanya Ami bukan Indomie #eh), dan Tuhan membantu dengan mempertemukan berbagai pribadi dan keadaan yang mendukung perubahan itu menjadi nyata.
Kalau dulu pendiam, sekarang gak bisa diam xixi
Kalau dulu selalu kurang pede dan mempertanyakan kemampuan sendiri, sekarang yahhhh apa ajah dicoba dulu lah...mau ajah dulu lahhhh....
Kalau dulu diam ajah sekarang lebih bisa konfrontasi. (bukan bearti suka cari ribut yah.. tapi bukan yang diemmmm tok gituh loh maksudnya, jadi sekarang kalo ada yang bilang gendutan yaaaa lalu yang ngomong juga orang gendut saya akan membalas biar sekalian dia juga ngaca sebelum ngomong bwahahahaha)
Kalo dulu pemalu sekarang...... ehem....

Laluuuu....

Singkatnya saya mau menikah!
Nah disitu saya yang overjoyed gagal untuk mengingat bahwa banyak di lingkup pertemanan saya yang masih single.
Terlalu bersemangat bercerita euforia bertemu si Babang, saya lupa itu bisa membuat orang lain risih dan gerah, dan suatu hari salah satu teman di group kecil kami marah dan left group, sempat kembali lagi setelah saya meminta maaf sih tapi akhirnya ada kejadian lagi lalu left lagi ah ya sudahlah haha.
Padahal aslinya kalau saya mau membela diri, lah ini moment yang sudah ditunggu 36 taon eee, harap maklum lah sononya....Tapiiiiiii kalau dengan kacamata persahabatan yang penuh damai dan perikemanusiaan yang adil dan beradab serta ditelisik lebih dalammmmm, yaaaa saya tergolong sedikit empathy-failed.
Naaaaaaah ditambah setelah kejadian ituh ada lagi kejadian dengan orang yang sama yang membuat saya yang sedang jadi Bridezilla mencak-mencak. Orangnya sih sudah telpon meminta maaf...dan saya juga bukan tipe pesilat yang dendam di banyak keturunan sampe serial filmnya gak habis-habis ituh, jadi sudah dimaafkan.
Tapiiiii ketika sono nanya: Ada apa yang lain yang kira-kira mengganjal? (kalimat percisnya lupa tapi kurang lebih ada pertanyaan ituh) langsung ganjalan yang selama ini saya pendam keluarlah semuaaaaaaa sampe sejam bwahahhaha, waktu itu dengan harapan hubungan kita bisa berjalan normal lagi biar sono tahu kalau saya selama ini tidak suka dibegitukan.
Itikad baik: biar rasa tidak nyaman yang saya alami tidak terjadi ke orang lain.
Masalahnya saya beritikad baik tapi penyampaian nya mungkin tidak sesuai dan salah saya lagi sih kenapa selama ini cuman ditelan dan mundur mengalah tidak langsung disampaikan, lalu keluarnya pas sono ada minta maaf untuk perselisihan kecil, jadi kesannya sono lagi telpon minta maaf malah kesambet sejam dikasih ceramah gratis, yang ada saya sukses bikin dongkol orang lahhhhh
Gagal berteman lah istilah saya, hmmmm kita tidak bermusuhan sih, gak ada drama unfriend juga, namun jujur saya juga kurang nyaman untuk menjadi terlalu dekat.  Yaiyalah sudah jelas-jelas sekali sono sering komplain kalo saya terlalu banyak menceritakan kisah hidup dan orang-orang yang dia tidak kenal dan dianggap tidak penting sampai sono males bacanya. Sedang dikamus saya, lah itu gaya saya berteman, tukar cerita dan kisah, jadi misalkan si A menceritakan adik mertuanya pun saya akan dengarkan meski juga tidak kenal dan ga harus kenal juga sih.
Jadi beda prinsip pertemanan, dan saya cukup gagal untuk menyelaraskannya, jadi ya sudahlah, beliau left group kali ini pun ora tak gandoli, saya juga tidak protes meskipun agak menyayangkan sih.... tapi yaaaa hak asasi dia kan yah daripada dipertahankan lalu saling tersakiti lagi....hehe.


Gagal berikutnya, ada di daya adaptasi saya yang biasanya sangat bagus, tapi kali ini gagal!
Saya terjangkit semacam Post Power Syndrome gituh kali yah, biasanya dulu bekerja punya penghasilan sendiri dan gak pernah kurang aktivitas. Begitu pindah (dibawain kartu bank suami dan boleh dipakai sih), tapi kayak ada perasaan tidak produktif gituh, laluuuuu Babang Suami adalah seorang yang sangattttt rapi, praktis dan disiplin, saya ...ehem... yang pernah liat kamar saya pasti setuju saya adalah penyusuh tingkat wahid, kurang disiplin dan serampangan. Dengan diam-diam rasa "not good enough" yang dahulu saya miliki tanpa sadar mulai saya ijinkan muncul ke permukaan.
Hari-hari awal pindah, saya menjatuhkan hiasan pecah secuil, lalu bikin panci mahal gosong, kalau cuci tangan airnya nyiprat kemana-mana trus kuinjek2 pake slipper lalu item2 plentong-plentong di lantai, dan saya tidak menyadarinyaaaaa, sampai si BabangSuami tanpa komplain apapun mengepel lantai. Bukannya saya bersyukur tapi saya malah insekyur! Duhhhh niexxxxx gitu ajah ora becus! Kalimat begituan sering muncul dan parahnya saya ucapkan ke diri sendiri berkali-kali.
Bahkan cara menata peralatan makan pun saya gagal mendeteksi bahwa sendok-sendok ituh ada yang saudara kandung, ada yang sodara tiri dilihat dari lebarnya leher. Sedangkan di rumah Caruban sendok semua berbeda karena ada yang namanya s*s*, ajinomot*, m*bil sendok hadiah semuaaaa dan tidak pernah ditata rapi namun hanya ditancapkan berdiri di kotak seperti sendok2 tukang bakso kelilingan yang ngider pake gerobak didepan toko ituh.
Tanpa saya sadari perubahan-perubahan dadakan ituh, plus cuaca yang bikin menggigil tiap waktu, dan kelas bahasa yang langsung capcipcus diajar oleh native speakers dan saya banyak yang gak ngerti membuat saya stresssss
Puncaknya suatu hari pas PMS pula, lalu si Babang ada ngomong "makan itu kok pake sambel abc mana cocok". Cuman kalimat begitu tapi bisa bikin kita berantem boookkkk.
Nasehat saya:
Hati-hati perpaduan antara wanita dan hormon, 
bisa sangat berbahaya!!!
Wahai suami kalau istri lagi deket-deket tanggal menstruasi berhati-hatilah dan maklumilah yah hahahaa.


Gagal gagal lain masih banyak sih, silahkan chat saya secara pribadi kalo pengin tau atau traktir saya makanan enak nanti saya ceritain bwahhahahhaa.

Intinya sih, seperti film Imperfect  (yang pada belom nonton ayo nonton tuh film bagussss) bilang:


Ubah insecure jadi bersyukur!
Apapun keadaan kita!


Saya yang kemaren-kemaren insekyur dengan: wahhhh punya suami ganteng, tinggi, baik hati, sabar, pintar, cakap melakukan berbagai hal, rapi, disiplin, rajin dll dll
Lalu begoknya saya membandingkan dengan diri sendiri: lah saya pendek, badan meletot kesana kemari, jalan ajah bisa jatuh kesrimpet kaki sendiri, ngomong bisa keselek ludah sendiri, agak berantakan, kurang disiplin, agak lemot kadang dll dll
Ketika saya kembali re-charged dan bangkit, ketika pikiran-pikiran untuk insekyur itu muncul saya akan ubah jadi mensyukuri hal hal baik dari segala hal.
Jadi kalimatnya berubah: ahhhh meski begitu ginih-ginih saya hidupnya penuh gaya penuh warna bisa bikin ceria bahagia syukur-syukur ngajakin orang masuk Sorga ya tohhhh.....
Dicari ajah celah yang baik untuk bersyukur karena akan selalu ada!
Dan hati-hati celah untuk mengeluh pun selalu ada.

Jadiiii bila ada yang gagal (dan pasti sering terjadi dalam hidup ini), merasa kurang atau apalah..... gapapa kok, gagal itu halal, gak usah dipendam dan dipikirin sendiri terlalu dalammmm lalu stress-stress sendiri lalu depresi. Bawalah kepada Tuhan, akuilah kegagalanmu, mungkin sejenak akan ada namanya malu tapi ya udah toh kita hidup pake makanan dan firman Tuhan, gak pake malu kok... jadi gak perlu di stok banyak-banyak malunya hahahaha lalu haaaayuuuuuuuk bangkit lagi !!!

Karena masa depan sungguh ada, 
dan harapanmu tidak akan hilang. Amsal 23:18



***Dan meskipun mungkin ada banyak kegagalan di tahun 2019 tapi juga ada lebih banyak pelajaran dan kisah baik yang terjadi, dan saya mau tetap menilai diri sendiri sebagai a fighter worth celebrating! Biar ada alasan untuk kasih reward untuk diri sendiri gituhhh bwahahaha...

Yuk mari tahun baru kita di isi dengan lebihhhhhh semangat!
Happy New Year!!!
Humble, Healthy, Halcyon 2020! Aha!




Komentar