Step into the unknown

Pernahkah kalian merasa tidak mengerti hidupmu akan dibawa kemana?

Bukan hidup yang aimless atau tanpa tujuan sih, tapi kita sudah punya goal-goal tertentu apa yang ingin dicapai dan kita percaya pada Tuhan serta yakin bahwa akan masuk Sorga tapiiii untuk detik ini, saat ini, benar-benar have no idea, tidak mengerti bagaimana kedepan nanti.

Saya sedang memasuki fase ini.

Saya bercita-cita untuk menikah di umur 25, 27, 30 dan semua angka itu sudah lewat beberapa tahun silam. Saya berangan-angan tinggal di rumah sendiri dan melakukan banyak hobby, realita: saya masih menumpang di rumah orang tua dan sibuk dengan banyak urusan yang kebanyakan bukan untuk diri sendiri (malah lebih seringnya diri sendiri taken for granted haha). Saya bermimpi punya hotel, sekolahan dan jaringan bisnis internasional, tapi mau implementasi system di toko tradisional mama ajah pace jalannya masih kalah cepat sama bekicot. Saya ingin punya anak tiga, here I am 35 and single haha.



Entah apakah nanti kedepan semua cita-cita itu akan tercapai atau tidak, apakah saya akan menikah dan punya tiga anak, apakah nanti benar-benar Sekolah Generation of Stars ituh terbangun atau hanya dalam angan-angan, jujur... saya tidak tahu.



Bahkan pertanyaan cliche yang sering terdengar di telinga kita para single ladies: Kapan kawin?
Dulu-dulu masih saya jawab: Segera!...... Sekarang ...... saya hanya tersenyum simpul sambil mengeluarkan statement "Hanya Tuhan Yang Tahu".
Dan sepanjang segala abad, kalimat ini benar-benar adalah jawaban dari hati nurani terdalam.
HANYA TUHAN YANG TAHU apakah nanti saya akan menikah dan punya anak tiga.
HANYA TUHAN YANG TAHU bilamana hotel dan sekolah itu berubah dari angan menjadi nyata.
HANYA TUHAN YANG TAHU, HANYA TUHAN YANG TAHU!

Banyak cap ditempelkan dijidat saya sebagai seorang yang terlalu pemilih, ketinggian standard.
Hmmm.... taukah kalian bahwa seumur-umur.... lelaki dewasa yang berani dengan terang-terangan pdkt ke saya dan menyatakan perasaan hanya 2, ya dua! Satu ya si mantan udah pasti lah yah, yang satu lagi umurnya seangkatan mama saya haha. Sisanya biasanya cuman flirting2 tanpa tujuan pasti, datang tanpa dijemput dan ilang dalam sekali blink. Tapi herannya, saya yang disalah-salahin lohhhhh gak adil banget kan orang-orang ini. Lha cowoknya yang melempem and don't have the gut to approach tapi saya yang distempel ketinggian standard.
Jujur saya akan lebih respek dengan orang-orang yang berusaha mengenalkan saya ke temannya atau temannya-teman atau bahkan set up a blind date for me, appreciate it a lot! Dan meskipun sejauh ini, beberapa usaha itupun belum terlihat hasilnya tapi setidaknya mereka mencoba membantu dan bukan me-nyinyir doank.

Tahukah kalian bahwa tanpa kalimat-kalimat super-menghakimi dari kalian, saya sendiri setiap waktu harus melawan 85% dari diri sendiri yang selalu mengeluarkan suara-suara negatif dan berusaha menyeret diri saya sendiri untuk compromise prinsip yang sudah sejauh ini saya pegang.
Jadi bayangkan, melawan diri sendiri (dan itu musuh terberat) masih ditambah beban tambahan cibiran penuh penghakiman dari semua orang dekat dan jauh, serasa ngangkatin barbel beberapa ton ehhhh masih kaki dijiret sama batu besarrrr. Kalau mengutip speech nya Pak Jokowi kemarin, there's Thanos inside of us! Thanos-thanos yang selalu berusaha menjatuhkan self-esteem lalu membanding-bandingkan diri sendiri dan ingin mengalahkan/lebih hebat dari orang lain, ditunjang dengan sosial media yang sangat memfasilitasi rumus perbandingan itu. Dan tanpa disadari apabila kita tidak melawan, itu akan menyeret diri sendiri berubah menjadi kurang bersyukur dan bersaing yang tidak sehat. Bukankah bapak presiden ajah juga menganjurkan akan lebih baik bila kita berkolaborasi. (lihat: Jokowi the Captain Indonesia^^ )

Sebenarnya tanpa sosmed pun sejak kecil saya sudah selalu menjadi korban perbandingan haha.
Kemarin sewaktu pulang dari ngelayat, saya menumpang di mobil seorang sepupu dan saya menceritakan kisah tentang ngompol selama 14 tahun kepada ipar. (kisah lebih lengkapnya silahkan baca chubby^o^chatty: Proud ex-ngompol-er )
Sepupu saya menambahkan: benarrr dulu di kamarnya aniex selalu ada pispot,... tapi gak pernah ada isinya karena selalu tetap ngompol rutin setiap hari! *Lalu kita tertawa bersama mengingat itu*

Tapi taukah kalian, dibalik ketawa yang sekarang, duluuuu hampir setiap hari saya doa sambil nangis dan rutin dimarahin oleh mama/papa serta selalu dituduh malas, ditambah ada obyek pembanding adik saya yang berumur 6 tahun lebih muda namun sudah bebas ngompol sejak dini.
Perbandingan lain ketika Liping (adek cewek saya) bisa ballet lalu main musik, sedang saya di les in piano semuanya failed. Keahlian saya waktu kecil hanyalah makan kuaci dan main Gateng hahaha (mainan tradisional pake batu). Saya pernah diamuk mama dengan hebat gara-gara bawa batu diransel sekolah lalu semua batu itu dibuang sambil teriak "gimana kamu bisa tinggiiii sekolah bawa batuuuu", looooo padahal itu batu gacooooo hahahaha.
Terlihat sepertinya saya seharusnya membenci orang tua saya dan adik saya yah? (setan sih maunya begituuuuu) Tapi tidak sih, meskipun ketika menjalani memang ada tangis dan sedih hati dan omelan protes sesaat karena biasanya yang dituduhkan tidak benar... namun satu hal yang saya tahu pasti, Tuhan itu BAIK dan Dia tidak pernah salah ataupun asal. Justru melalui banyak kisah yang mungkin kurang menyenangkan dulunya, Tuhan justru menempa saya supaya menjadi pribadi yang bisa tetap bersyukur apapun yang terjadi, bahkan tetap percaya pada-Nya meskipun harapan dan doa belum terjawab; itulah seni-nya hidup!


1 Thessalonians 5:16-18 New International Version (NIV)

16 Rejoice always, 17 pray continually, 18 give thanks in all circumstances; for this is God’s will for you in Christ Jesus.

Kalau memang sesuatu belum berlangsung seperti yang diharapkan saat ini, saya memilih untuk tetap ikut apa yang sudah diinstruksikan Tuhan aja.

Even it may look like I'm making steps into the unknown,
 but as long as God is with me, I'll be alright. 

Jadi untuk teman, saudara, handai-taulan, siapapun anda yang khawatir dengan saya yang masih begini-begini ajah, terlihat tidak ada perubahan status atau tidak ada perubahan asset yang nampak atau apalah. Gak usah khawatir, karena Tuhan sedang memproses bagian yang lebih penting di "dalam", dan kalau Tuhan ajah belum selesai bekerja, saya juga memilih untuk tidak berhenti berharap. Jadi dari pada mengasihani atau mencacimaki atau menghakimi saya dengan tuduhan ini itu, yuk mari kita saling membantu, saling mengasihi dan kita bareng-bareng melakukan yang terbaik sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan. Ingat Tuhan gak pernah salah pilih dan tidak pernah asal pilih!

Bersuka cita senantiasa, tetap berdoa dan bersyukur dalam segala keadaan!



Komentar

  1. Bagi yg nyinyir bilang ae ce, namae milih pasangan kan buat seumur hidup, ya harus picky dong, wong bakal kumpul tiap hari, tidur bareng tiap hari, ngobrol tiap hari, untuk SEUMUR HIDUP, nah lho kalo gak nyaman, prinsip gak nyambung, gak connect, gak sevisi, you're gonna face hell on earth baby for the rest of your life unless God make some miracle changing either you or him. Ibarat kira beli baju, liat wah bagus nih, modelnya oke, lah pas diskon pula, cocok harganya, lha pas dilihat ukurannya S, masa mau dibeli, apalagi dipake, bisa sih paksa beli dengan harapan kita diet sampe jungkir balik biar badan bisa ukuran S, tapi ini kan baju kalo gagal diet tinggal simpen aja dilemari apa kasi ke orang, kalo istri apa suami �� masa mau dibalikin ke ortunya �� so never give up on your dreams ce, nothing's to late for God, for a lesson He came to lazarus dengan sengaja telat buat nunjukin Dia bisa ngubah sesuatu yg kelihatannya telat bagi manusia tapi pas perfect buat Tuhan, atau dia nanyain orang yg buta sejak lahir berapa lama dia buta, buat nunjukin ke orang kalo gak ada fakta apapun yg gak bisa dirubah oleh Tuhan for He is God of the universe. Keep on your standard and keep on faith, our pray with u ce ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. And I thank God to have you as brother in law! Thanks!

      Hapus

Posting Komentar