Dalam RAWON kita bersaudara!

Siapa yang gak suka rawon???

Beberapa hari ngidam rawon, sambil bertanya-tanya, survey, ada ga yah kira-kira orang ga suka rawon di lingkup pertemananku? Ternyata gak ada!
Tepat kemarin senin, akhirnya saya makan rawon!


Ketika menikmati rawon, saya jadi ingat suatu khotbah Ps. Jeffrey Rachmat tentang nilai trust dalam memakan rawon. Saya sendiri sering menjamu tamu, oh bukan, kayaknya lebih tepat kalau dibilang saya agak hobby berkenalan dengan orang baru haha. Dan dari banyak pengalaman menjamu tamu, ada kejadian yang menuntut saya meyakinkan beberapa dari mereka untuk mencicipi makanan yang menurut saya lezat tiada tara tapi tampilannya sangat tidak menarik hati: rawon!

Trust seseorang kepada pribadi yang menyuguhkan untuk mencoba rawon buat pertama kali akan teruji melalui pengambilan keputusan orang tersebut untuk makan / gak makan!
Kalaupun mereka gak mau mencoba saya juga akan maklum, rawon gituh loh, udah tampilan gak menarik warnanya item pisan! Tapi dari tamu yang saya suguhkan rawon, (so far) semua mau makan rawon dan bahkan suka, dan beberapa dari mereka mengucapkan: kalau bukan saya yang menawarkan makanan ini kayaknya mereka gak bakal tergerak untuk membeli dan mencoba.

Mereka percaya pada saya, karena itu mereka mau mencoba.

Beberapa waktu lalu ada beberapa orang melontarkan (lagi) pertanyaan: "Kalau katamu Tuhan itu baik, kenapa kamu kok belom kawin?"
Entah kesambet apa orang-orang inih, tapi jujur, pertanyaan ini sangat tidak bermutu.


Apakah kebaikan Tuhan ituh hanya diukur dari status kawin atau belum kawin?

Kalau ditanya kapan kawin, saya sih duluuuu maunya umur 25 lalu mundur jadi 27 lalu mundur jadi 30, 35, lalu tahun depan dan terakhir saya selalu jawab soon! But how soon? I don't have any idea. I chose to leave it on God's will.
Jadi, kalau ditanya kapan ini itu akan terjadi, saya juga gak akan bisa memuaskan anda dengan jawaban pasti karena sampai sekarang pun, adem ayem happy-happy ajah hidup lajang saya meski belom ada pasangan. Tapi kalau ditanya apakah masih mau menikah, saya akan jawab dengan cepat Yes, I do!

Dan kalau anda masih kepo, saya bisa mengatakan dengan pasti: Tuhan itu baik.

For the LORD is good and his love endures forever; his faithfulness continues through all generations. 

Psalm 100:5

Tuhan itu baik dan apapun yang dilakukan adalah untuk kebaikan kita, dan Dia adalah Tuhan yang berdaulat, HE is in control of everything!
Jadi jangan juga menggunakan wejangan yang terdengar biblical :
Jodoh itu ditangan Tuhan tapi kalau tidak diambil ya tetap di tangan Tuhan!

Awalnya saya ingin mendebat ketika seseorang melontarkan kalimat ini, tapi ahhhh apalah gunanya berargumen beginian, semoga sooner or later beliau dapat menarik kata-kata tersebut karena merasakan pengalaman pribadi akan kedaulatan Tuhan, bahwasanya kalau Tuhan mau, Dia dapat melakukan apa saja lhawong Dia itu Tuhan, gak ada yang mustahil bagiNya, apapun yang Dia mau ya dia bisa ajah lakukan suka-suka Dia.
Allah Bapa PASTI lebih tau kapan waktu yang pas untuk memberikan sesuatu kepada anak-anakNya. Masak perlu saya ngeroyok dari tangan Tuhan? Gak perlu.
Saya sebagai kakak saja tahu kapan harus memberikan barang A kepada adik saya karena melihat dia memang sudah butuh itu, tapi ada kalanya saya menolak, meskipun dia merengek minta, karena saya tau dia belom memerlukannya.
Lah Tuhan masak perlu kita ajarin?

Ada pula yang menyarankan saya untuk berdoa lebih khusyuk bahkan doa puasa meminta jodoh, kalimat judging yang kayaknya ada yang salah dengan diri saya dan ada yang kurang 'rohani' dalam doa-doa saya, hanya karena saya belum menikah, dengan backing ayat Tuhan memberi apapun yang kita minta.  (Matius 7:8)
Wahai saudaraku, ayat alkitab tuh jangan dibuat back up untuk menuntut sesuatu bila hal yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan! Kok kesannya Tuhan jadi kayak vending machine yang kita minta sesuatu lalu kita bayar dengan mata uang iman, trus kita marah kalau vending machine-nya tidak mengeluarkan seperti yang kita order di awal.

Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita,  jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 1Yoh 5:14


Menurut kehendakNYA! Jadi kalau belum kehendakNya jangan dipaksa nanti hasil akhirnya kurang bagus. Bisa gak sih terjadi kalau kita memaksa? Bisa! Tuhan memberi kita free-will kok, tapi yaaaa resiko tanggung penumpang yah. Kalau saya, so far, akan terus memilih ikut maunya Tuhan ajah deh.
I trust Him. Though I may not understand it wholefuly now, but I chose to trust, HE is a good God and He does good things. 

Kalau memang saya masih melajang sampai sekarang, ya pasti ada tujuannya. Seperti kata pepatah:
Everything will be okay in the end, if it's not okay, it's not the end!

Yang perlu di lakukan sekarang adalah melawan kata-kata yang bisa membuat saya teracuni untuk memikirkan ulang kebaikan Tuhan. Karena akan semakin banyak tantangan, entah kondisi, situasi, tradisi, apapun yang akan berusaha menyeret saya untuk mulai mempertanyakan kebaikan Tuhan ataupun mencoba menarik kedalam rasa kecewa akan Tuhan.
Dan memang sudah seharusnya kita terus mengingat-ingat kebaikan Tuhan yang bahkan rela mati demi kita. Kenapa kita harus terus mengingat-ingat? Kita manusia hoiiii, naturalnya kita tuh cepat lupa.
Jangankan kita, bangsa Israel yang sudah melihat langsung laut terbelah dan banyak adegan kebesaran Tuhan yang seperti di film Hollywood (bedanya ini bukan effect ini nyata), itu ajah mereka sering lupa lagi dan lagi dan lagi.

POST CHORUS 1:
If ever I should lose my way
If ever I deny Your grace
Remind me of the price You paid
Hallelujah
I’ll live in remembrance
BRIDGE (repeated):
You’ve been so so good to me
You’ve been so so good to me
Oh to think where I would be
If not for You
If not for You
POST CHORUS 2:
As far as heights reach from the depths
As far as east is from the west
So far Your grace has carried me
POST CHORUS 3:
Until I see You face to face
Until at last I’ve won my race
Remind me
Youʼre not finished yet
TAG:
Hallelujah
Hallelujah
Hallelujah
I’ll live in remembrance

Diatas adalah penggalan lagu Remembrance by Hillsong, dan lagu ini sukses membuat saya menitikkan air mata ketika menyanyikan lalu tiba-tiba ada klip di kepala yang memainkan adegan-adegan kisah-kisah hidup pengalaman masa lalu dimana Tuhan sudah terlalu baik bagi saya.

Seperti kepercayaan teman saya ketika hendak mencoba rawon, mari kita bertanya pada diri sendiri apakah kita juga punya level trust yang seperti itu dengan Tuhan? Ketika hidup terlihat boring, tidak menarik, banyak kesulitan dan suram, bahkan hitam warnanya, namun kita tetap mau taat menjalani sesuai dengan jalan dan kehendakNya, semuanya kita lakukan karena kita kenal pribadi yang ada dibalik semua ini adalah Tuhan yang sangat baik dan penuh kasih, jadi kita berani percaya bahwa semua rancanganNya membawa kebaikan untuk kita semua.

Jadi next time kalau sedang makan rawon, ingatlah akan hal ini, ingat kebaikan Tuhan, ingat pada Tuhan yang bisa dipercaya dan juga ingatlah juga untuk mengirimkan padaku bwahahhaha

Dalam rawon kita bersaudara! #eh








*topiknya mirip2 karena saya juga heran dengan orang-orang yang kalimatnya mirip2 padaku karena status Not-Yet-Married ini, semoga pembaca tidak bosaannnnn ^____^




Komentar

Posting Komentar