Generation of Stars

Bulan lalu group kecil remaja gereja kami mengadakan trip ke Jakarta, as always, banyak yang bertanya apaan sih group Generation of Stars ini? 

Started at 2010, waktu itu saya ngobrol dengan Gembala gereja kami tentang bikin kelas untuk remaja belajar bahasa Inggris. Seperti biasa, Om berkata "Bagus itu, kerjakan saja!" 
No guidance, no supervision, just words of encouragement "Kerjakan saja, kamu bisa" ***sssttt, mungkin ini alasan kenapa jarang ada yang mau usul sesuatu di gereja soalnya trus langsung dikasih mandat untuk mengerjakan sendiri #eh

Jujur waktu itu saya tidak berpikir panjang tentang tugas baru ini (gak mikir tapi nyanggupin?! Mungkin juga karena saya sudah jenuh di Sekolah Minggu jadi cari-cari acara baru? #oops) Whatever the reason was, ada satu keinginan di hati bahwa nama group kami haruslah "Generation of Stars", cita2 mulia dibalik nama sih untuk turut membangun generasi yang bersinar seperti bintang, melalui karakter seperti Tuhan Yesus, iman yang teguh dan penuh hikmat, sekaligus sambil belajar bahasa Inggris jadi gak cuman berkarakter tapi punya skill! Jadi persekutuan kami held in both English and Indonesian, campur2 gituh, nah ini juga saya yang terlalu belagu, padahal Inggris juga pas-pas an, grammar juga carut marut, ohhhh I hate grammar!

Tapi bukankah begitu cara kerjanya Tuhan? 
Beliau suka sekali memakai orang-orang yang kurang-bisa, namun MAU. 
Ungkapan Learning by doing, cukup tepat untuk menggambarkan situasi saya waktu itu, sedikit demi sedikit saya juga turut belajar ketika saya mempersiapkan bahan dan mengajar mereka.
Andddddd... God has blessed me with very understanding students!
Mereka pengertian sekaleeeeee, tau gurunya pelupa, jadi kalo nyebutkan ayat bunyinya kurang lebih begini, ayo dicari, mereka lebih cepat dapatnya hahaha. #jangan ditiru yah, ini hanya problematika untuk guru dengan short-term-memory xixixi. Tapi itu hanya berlaku untuk ayat-ayat tambahan yang belum saya persiapkan sebelumnya tapi mendadak ingat dan berkolerasi jadi saya kutip. 

Lalu misinya apa?

Berasa gak sih kalau anak muda generasi sekarang tidak setangguh generasi lampau? Banyak judulnya anak petani tapi pegang pacul ajah kagak pernah?
Caruban Madiun punya banyak sekali kelompok "pendekar" dan ada waktu-waktu tertentu (saya gak hafal jadwalnya, tapi biasanya berdasar penanggalan Jawa) mereka akan berkumpul dan konvoi sepanjang jalan. 
90% dari pemandangan baju hitam di jalanan itu adalah pemuda! Bayangkan betapa keren human resources kita andaikata muda-mudi itu punya karakter yang bagus juga skills yang mumpuni lebih dari sekedar jago-silat?  
Kala jaman perang "Saur-sepuh" atau kerajaan Majapahit, memang punya pasukan pemuda  pintar silat beladiri itu adalah kekuatan tersendiri. Tapi dijaman modern sekarang, punya karakter dan skills akan lebih memberi kontribusi. 
Disinilah, angan-angan itu dimulai.
Eh, bolehlah bilang kita orang desa, tapi paling tidak kita punya karakter sorgawi dan kualitas metropolitan, salah satunya dengan bisa berbahasa Inggris. 

Saya ingat ketika baru mulai ada beberapa senior memandang sebelah mata dan berkata:
"ameh ngomong mbek sopo diajari bahasa Inggris kuwi?" (= mau ngomong sama siapa kok diajari bahasa inggris?) Kalimat seperti ini sudah tidak pernah terdengar lagi untungnya hehe. 


Thanks be to God yang selalu menyuntik semangat saya!
Tahun 2011, ketika sudah setahun struggling alone, jadi single fighter mulai dari mempersiapkan kurikulum ngajar, bahan-bahannya lalu ngajar sendiri dannnnnnn murid2 (yang waktu itu kebetulan banyak laki nya) cukup membuat saya menangis beberapa kali hahaha. *harap maklum biar galak tapi agak cengeng ^^*
Lalu saya berdoa hampir menyerah, masih ingat betul dengan kalimat waktu itu:
"Tuhan aniex capekkkkkkk" trus nangis sampai ketiduran.  

God help the hopeless! 
Nangisnya hari Rabu, ehhhh Minggu pagi tiba-tiba ada dua bule "nyasar" datang ke gereja kami ikut ibadah. Fresh from the oven! Daniel and Paige Gable!
Saya otomatis langsung mendekati mereka selesai ibadah dan menawarkan untuk sarapan bersama. Mereka melongo terkejut ketika di Caruban ada seseorang yang bisa berbahasa Inggris cukup lancar, dan mereka sangat happy begitupun saya.

Setelah kenal dan ngobrol kami ternyata punya dua doa yang berbeda yang dijawab Tuhan lewat satu pertemuan kami di Caruban. 
Saya berdoa "butuh bantuan" karena capek sendirian ngajar.
Daniel n Paige berdoa untuk menemukan komunitas gereja yang berbahasa Inggris.
In short, mereka berdua bergabung bersama kami di Generation of Stars.
Begini ini loh caranya Tuhan menjawab doa!!! Beyond imagination!
Siapa bisa sangka dua orang native speakers didaratkan di Caruban dan mengajar kami gratis!
On the other hand, siapa juga mengira di kota kecil seperti Caruban mereka bisa menemukan komunitas berbahasa Inggris!

Dua tahun the Gables bergabung bersama kami, lalu mereka harus pindah kota jadi saya kembali jadi single fighter for some short-time. Dan sekarang kita punya team, 2 ex-studentnya 1st Generation of Stars: Yulia dan Indra bisa bergabung untuk mengajar, lalu ada Lidia anggota Youth yang tergerak dan juga anak bapak gembala Yoel juga mulai ikut berkontribusi...finally... I'm not alone! Yayyyy!

Ditahun ketiga keberadaan Generation of Stars, dan sebelum The Gables pindah, kita ngadain trip. Tujuan awalnya adalah Jakarta, karena Gereja Pusat kami di Jakarta. Namun, waktu itu ada promo ticket yang membuat kami belok ke Singapore instead. 
Siapa sangka siapa duga ya toooohhh anak kampung maen ke Singapore oey!
Kami jualan baju bekas dan bikin kaos untuk galang dana. Lalu, beberapa orang murah hati mendengar mission trip kami mengacungkan jempol atas ke nekatan kami, dan mengirimkan uang untuk "bantu-bantu" biaya ke Singapore. God is too good to us! Ke-bonex-an kami mendapat sambutan hangat, ada yang juga trus nanya :
"lalu disana ngapain ajah?"
me: yaaaaa jalan-jalan ke gereja-gereja lihat gereja disana gimana study-banding gituh, lalu ke wisata yang free-free ajah ke Merlion atau botanical garden hehe.

"yahhhh gak seru donk gak ke USS? Belom ke Singapore kalo gak kesana!"
me: errrrrrrr itu nanti another budget memberatkan kas kami dan kantong ortu mereka jangan lahhhhh
"ya udah catat satu hari ke USS, on me!"
me: heh? say it again?????? 
"dengan catatan: Never ever tell anyone who am I" (I did keep my promise loh yahhhh I didnt tell who you are tapi kuceritakan kisahnya halal lah yaaaaaa ^___^)
Lalu dia melihat website USS dan mengirimkan sejumlah uang seharga ticket yang tertera di web. Ticket USS dengan harga website untuk 20 orang! Yippiiieeeee
Gos surely will bless the kindhearted 
abundantly in return!!!!

The following meeting, saya bagikan kabar gembira itu kepada anak-anak mereka excited kecampur bingung hahaha. Dan yang lebih membahagiakan, kita beli ticket USSnya di travel agent ada promo including lunch dan hanya half the real price!!!!
Sisa uangnya saya tanyakan ke our-sweet-hidden-sponsor dannnn tidak perlu di kembalikan!!! Jadi bisa dipakai untuk subsidi yang lain-lain. God is too good yea?!
Another surprises added, kala itu saya dikenalin (read: dijodohin) sama sebut saja dia Budi. In short, mas Budi mendengar tentang project ini dan ngomong: 
"Harusnya kalau sama murid-murid mampir ke sekolahan biar mereka tahu dan lihat bedanya"
me: iyah, tapi sekolahan apa? saya juga gak ada akses ataupun kenalan.

"Coba yah nanti saya kontak temen saya"
...in short... he made it! Jadi ternyata dia bisa mintakan ijin untuk kami berkunjung ke ex-SMP nya duluuuuu, bahkan di sekolah itu ada satu gedung dinamakan after him, wooooooo he must be a huge contributor to that school too! Moreover, selesai school touring, kami diajak makan di resto fine-dinning yang waitress di tempat itu rata-rata adalah anak-anak yang "special". Mas Budi berkata: "Resto itu sekalian untuk mengingatkan mereka anak-anakmu untuk lebih bersyukur, dan bahwasanya anak-anak "special" pun bisa bekerja dengan baik, biar jadi motivasi bahwa mereka yang normal bisa lebih lagi."
Tidak salah ketika kita memilih tema "I'm Possible" for that trip. Semuanya terdengar mustahil tapi mendadak menjadi nyata bahkan diluar expectation!

Masih banyak kisah yang lain, trip dengan generasi-kedua ke Jakarta kemarin juga banyak cerita serunya, tapi ini tadi maksud hati hanya menceritakan a brief story behind asal muasal adanya Generation of Stars  .... tapi entah kenapa kok nyasar menceritakan trip yah #pardon me

Lalu, lalu... apakah misi kami mengena?

Kalau mau dikaji sekarang, saya tidak bisa menilai sih. Saya hanya bertugas untuk menanam benih kebenaran itu dan memupuknya seminggu sekali, pertumbuhan dan perkembangannya biarkan Roh Kudus bekerja pada masing-masing anak Generation of Stars
Tapi saya punya keyakinan, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang berbeda!


Isaiah 55:11King James Version (KJV)


11 So shall my word be that goeth forth out of my mouth: it shall not return unto me void, but it shall accomplish that which I please, and it shall prosper in the thing whereto I sent it.
Rancangan Tuhan selalu baik adanya, bila kami diberi hati untuk memulai group ini, semoga benar-benar mereka tumbuh menjadi bintang-bintang yang bersinarkan terang Tuhan, yang memberi dampak pada lingkungan disekitarnya dengan perbedaan pada tingkah laku mereka, juga perbuatan baik and the most important influencing with the message of the Truth!

Dukung dan doakan yah!
Generation of Stars shine shine! Be salty!
the 1st Generation of Stars "I'm Possible" trip to Singapore 2013



@ st. Andrew school Singapore


we pray, we play, we have fun, we learn 


2nd Generation of Stars "inspire: we believe we can !" trip to Jakarta 2016


@GPJ pusat

^_^ cheers!




Matthew 5:16New International Version (NIV)

16 In the same way, let your light shine before others, that they may see your good deeds and glorify your Father in heaven.

Komentar