Tujuh puluh kali tujuh kali

Saya penggemar bolpen gel warna-warni, dan selalunya warna yang kupilih warna-warna yang kurang 'wajar', salah satu alasannya.... hmmmm karena kan sehari-harinya banyak invoices yang perlu ditandatangani tuh sedangkan saya ini pelupa pake pollll, jadi kalau pakai bolpen warna somehow hanya saya yang tahu hari apa pakai warna apa dan bentuk tanda tangannya ditambahin kode apaan hehehe. Tapiiiiii baru ajah bolpen ungu yang kupakai mendadak mencelat jatuh! In short, bolpen yang biasanya super enak langsung berubah tidak enak sama sekaliiiiiiiii huhuhu BETE!

Namun mendadak ada pemikiran bagus melintas di kepala, "eh iya loh dalam hidup pun seperti si bolpen yang sekalinya jatuh lalu jadi tidak enak lagi, kita terkadang juga begitu kan?"
Sekalinya si A berbuat kesalahan, maka pertemanan yang ada rusak dan tidak bisa kembali seperti semula. Saya mendadak jadi sangat paham perintah Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa kita harus memaafkan berkali-kali, bahkan dalam segi kehidupan apapun Forgiveness adalah satu quality yang harusnya tiap kita punya dan belajar untuk mengembangbiakkannya.

21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

(22) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. -Matius 18:21;-22-

Nah loh, tujuh puluh kali tujuh kali itu cuman untuk satu orang, dan kalimat belakang dengan kata "kali" seakan-akan mengatakan bahwa harus terus dimaafkan jadi kalau dalam otakku munculnya demikian:
70 x 7 x ....
Bisa sampai bilangan tak terhingga!

Saya sendiri beberapa kali mengalami kejadian serupa, saya "jatuh" dan tidak dimaafkan secara total. Jadinya.... yaaaaa ... pertemanannya jadi renggang meskipun saya sudah meminta maaf kadang pihak sono yang tidak bisa memaafkan hehe.
Apalagi, sometimes (no no.. most of the times)... saya kalau ngomong suka apa adanya yang... errrrrrr.... not every one can handle the words, lalu ngambek atau nyiwak. Padahal kalau ngambek sama saya itu rugi loh sodara-sodari, karena dalam hitungan hari, jam atau bahkan menit, saya sendiri ajah kadang udah lupa abis ngomong apaan, situ berasa dongkol, saya tetap hidup happy like usual.

Kita semua judulnya adalah manusia, bukan Tuhan ataupun malaikat.... eh... malaikatpun bisa sesat dink.... Jadi, kalau memang berbuat khilaf atau salah itu ya marilah kita berusaha untuk saling memaafkan. Gak mungkin instant (siapa suruh?) semua kan ada moment untuk menelan, meredam, mengerti, memaklumi, memaafkan, melupakan. Untuk sebagian orang (like me) mungkin urutannya bisa acak jadi 'melupakan' diposisi lebih awal haha.. God bless the short memory!
Tapi untuk sebagian orang lain akan memakan waktu lumayan lama untuk memaafkan, tapi sebenarnya Tuhan sendiri juga udah kasih acuan kurun waktu loh!

(26) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu -Efesus 4:26

Jadi, yuk mari kita belajar lebih mudah memaafkan dan memadamkan amarah.
Tapiiiiii di pihak yang berbuat salah atau khilaf juga hayuk mari bertobat dan sebisa mungkin berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi ! Jangan trus dijadikan alasan untuk main wanita karena "ahhh istriku pemaaf" ... kalau sampai ada kejadian begini, istri kayaknya sah-sah ajah kalau mau mengebiri suaminya #eh #idesendiri #bukanFirmanTuhan


Problem solved kalau tentang hidup dan maaf memaafkan dalam suatu hubungan.
Kalau bolpenku yang terlanjur ga enak gimana donk? Hiks *meratap lebay diujung kamar*



Komentar