Porn = Romantic Movies?

Ada pernyataan yang lumayan menarik dari artist kontroversi si ex-Hannah Montana, Miley Cyrus (entah spell namanya bener apa kagak males nge-google xixi)
I'm not a fan of her, the songs I like from her are all from Hannah Montana's OST, well, in that movie she still a good Disney girl, now she is somehow a wild one, quite a successful 180 turn out.
Regardless her style-changing, ada satu kalimatnya dia (entah bunyinya aslinya bagemana lupa) intinya:

"Porn to man is just like Romantic Movies for woman, both are not real"

Lalu dijelaskan ama dia, kalau cowok kebanyakan liat film porno, selain itu di cap hal yang buruk, juga pria2 bisa berimajinasi yang enggak-enggak, karena semuaaaaa yang di dalam pornografi itu semu alias acting doank sodara-sodari! Dan saya setuju sama si Miley, porn itu selain gak real, itu termasuk perbuatan dosa juga memancing munculnya efek gak bagus, karena mereka jadi punya high-expectation for 'how girl should be look like and how a girl should behave'. Padahal orang yang berbody seperti bintang porno itu jarang, dan kalaupun ada yang alami, yaaaa segelintir doank. Yang asli dan normal pasti ada ajah timbunan lemak yang nongol disini dan disana, dan kayaknya ini jadi salah satu sebab desperation buat sebagian young-woman nowadays. Lah iya kalo bintang porn kerjaannya cuman mejeng, dielus-elus dan "ngangkang" doank, jadi untuk staying slim and pretty itu BISA banget lah, itu bagian dari profesi! Ingat, dia dibayar untuk "tidur" dan being sexy bitchy! Nah, kalo ibu RT? wanita karir? Pengusaha katering? Bisa sih maintain healthy and sexy (and believe me, we, girls are trying to stay slim every second!) olah raga, diet ketat, sampai kita rela bersaudara sama kambing dan kelinci yang makan cuman sayur mayur demiiiiii body sexy! Namun tak jarang udah diet dan olah raga masih ajah ada lemak nganggur yang gak tergerus karena efek U (umur) dan metabolism yang menurun. Tapi sebenernya resep darimana sih makan sayur bisa langsing? Kambing, sapi dan kebo gak langsing tuh *eh* #intermezo

Bisa sih nambah porsi olahraga dan mengurangi porsi makan lebih minim lagi, tapi apakah sehat?
Ingat, mereka para bintang film, penyanyi dan semua public figure itu kerjaannya di"lihat" orang. Jadi mereka olahraga extra juga kudu selalu slim dll ya itu adalah salah satu tuntutan profesinya.
Kalo akuntan? Tugas utamanya kan ngitungin duit dan pembukuan perusahaan, apalagi kalo si akuntan udah merit, dia harus ngurusin suami, anak dan ngatur rumah dll. Kalau disuruh nambah porsi olahraga dan mengurangi makan ....errrr....bisa sih, tapi ya ...gemporrrrrrr.

Di agama manapun (asal bukan sekte sesat yah) pornografi pasti masuk kategori dosa, terlebih di budaya timur seperti Indonesia, film porno masuk kategori tabu, dan sangat tidak lazim membicarakannya. Semua channel televisi di tanah air pasti juga menyensor adegan-adegan yang berbau seks/keintiman.
Tapi kisah lain muncul, film romantis, drama-drama korea yang romantis dan yang in-some-point lebay dan gak realistic pake banget, mulai menjamur. Dulu sih paling cuman ada Winter Sonata, All about Eve, Endless Love, sekarang? Buanyaaaakkkkkkkk! Dulu juga ada kisah TaoMingShi yang super kaya, ganteng nan baik hati, cinta mati sama SanCai yang miskin. Drama itu sangat berkesan untuk saya juga, gimana enggak, ganteng-ganteng dan tajir-tajir begono. Dan kayaknya bukan cuma saya yang terkesan, sebagian besar orang Asia pasti pernah nonton itu series, buktinya sampai ada versi Taiwan, Jepang, Korea. Film Hollywood ajah sepanjang sejarah jarang kan dibuat banyak versi begini. Amazingly, ketiga versi itu laris manis semuaaaaaa!
Bukan karena aktornya ajah yang ganteng, tapi inti cerita bahwa cowok tajir, ganteng nan baik hati naksir sama cewek biasa dengan perjuangan penuh tantangan untuk "jadian", itulah yang jadi topik utama yang sangat menjual.

Lalu, kenapa bisa dibandingkan sama film porno?
Film romantis pada dasarnya gak dosa lah, tapiiiiii kalo film romantis itu mulai membuat cewek-cewek belia ketagihan nontonnya, lalu masuk alam imajinasinya, dan menjadikan remaja putri kita berandai yang muluk-muluk, dalam tahap inilah film romantis bisa disandingkan dengan efek merusak dari film porno.

Dari imajinasi dan pandangan yang gak realistis inilah, muncul banyak MBA (married by accident) alias 'deposit' janin duluan. Karena contoh yang dilihat di media berbau happily ever after dan romantis selalu. Jadiiiiii semuaaa berlomba-lomba pacaran, bahkan kemarin teman saya curhat bahwa anaknya masih SD sudah pengin pacaran! *jleb* kalah deh saya!
Kalau urusan pacaran, fine, mereka paling cinta monyet. Tapi.... kalo monyetnya sampe ngehamilin?
Pernikahan dini terjadilah, dengan emosi masih labil, sikap semau sendiri, keuangan belum mapan. Didukung oleh imajinasi yang keliru bahwa pernikahan itu selalu indah bak Cinderela dan pangerannya yang kerjaannya cuman dansa-dansa berdua, tapi ingat kisah-kisah itu cuman difilmkan beberapa jam lalu ditulis "and they live happily ever after" kalau kenyataan kan belum tentu semudah itu non! Lalu akan lebih berat bila si cowok monyet penyuka porn, dan "kepuasan" yang dilihat di porn tidak dapat di raih di realita. KDRT disusul perceraian sering dijadikan jawaban.

Kemaren lusa saya nonton film Don John. Mbak nya yang jual dvd sih bilang ini film 17+, tapi menurutku ini film 25++, karena banyak cuplikan porn yang muncul di film itu, terlalu banyak bahkan. Dan "pesan" ceritanya kurang bisa dimengerti secara gamblang, apalagi kalo yang nonton anak SMA, bisa malah jadi motivasi untuk nyobain haha.
Namun kalau dilihat dari kacamata lain, pesan yang dibawa film ini cukup menarik.
Dikisahkan orang yang kecanduan film porno sampe dia gak pernah merasakan "nikmat" bersama wanita asli. Ya.... karena imaginasinya kebanyakan dipengaruhi oleh porn yang dikonsumsinya. Akhir ceritanya cukup happy ending karena dia bisa mengatasi "kecanduan"nya pada porn.

Duh... entah kesambet apa mendadak saya bisa ngobrol segini banyak haha...
Padahal saya merit ajah belum, sok abis nguliahin orang?
Yah mau dibilang apapun diterima haha, soalnya ini mendadak muncul di otak, jadi yaaa.... sekedar berbagi pendapat dari pelajaran dan kisah nyata yang sering saya lihat di dunia sekitar akhir-akhir ini.
Miris ajah kadang lihat abg2 yang lebih peduli pada penampilan demi menggaet cowok dibanding dengan kesadaran mengerjakan pe er dan belajar rajin. Kalau di dunia timur mungkin masih jarang terlihat yah, tapi coba browse di Skout negara barat, foto-foto remaja putrinya kebanyakan semuaaaa pamer body atau cleavage ! Juga terlalu banyak remaja putri belia rela bandrol diri sendiri demi mendapat uang-gampang dari cowok gatal. Jangankan remaja, yang udah dewasa juga banyak berkeliaran jadi "marketing" bank/asuransi, penampilan cantik-cantik lalu punya side-job jadi simpanan/panggilan. Malah ada kelas-kelasnya, yang cantik dan profesionnal imbalannya bisa mobil sampai rumah, kerjanya gampang pula, tampil cantik dan ngangkang. Duh!
Memang sekarang cari duit ga gampang, kalimat putus asa terlaluuuuuu sering membayangi, iming-iming nikmat dunia, short-cut yang menjajikan dannnn imajinasi yang ga realistis bikin hidup semakin hari semakin berat, semakin kompetitif. Tapi... ya itulah hidup! Kalau cuman mau nikmat itu namanya Hedonism.

karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." - Matius 7:14 -

Tuh, udah dikasih peringatan dari dua ribu tahun lalu bahkan, bahwa kalo mau hidup,... ya memang "sesak" pintunya, tapi fokusnya disini bukan kepada "susah"nya kan? Intinya kan pada "Hidup" nya, ...jadi.... yuk berjuang! Gak gampang pasti, tapi.... Let's be the limited edition! Karena sedikit orang yang mendapatinya!!


jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya! 
- Kidung Agung 2:7b -


Komentar