Tak Terbatas

Semusim berlalu,
namun Kau s'lalu p'liharaku.
Kasih dan setiaMu,
tak pernah layu di hidupku.
Lebih luas dari samud'ra,
kebaikanMu Bapa takkan habis di hidupku.
Lebih tinggi dari cakrawala,
tak terbatas kasihMu.
Sungguh ‘ku bersyukur.

**Lagu ini merupakan ungkapan yang cocok untuk dinyanyikan setelah "pergantian musim" yang baru saja saya alami. 36 tahun dan baru menikah, banyak teman, saudara, handai-taulan memberikan selamat diawali dengan kata "akhirnyaaaaaa".

Oyeahhhhh akhirnya kawinnnnnn hahahaha

Semusim memang berlalu, ini bukan hanya akhir satu fase namun juga merupakan awal dari musim yang baru. Dan entah nanti seperti apa yang akan terjadi di depan, bahasa baru, negara baru, starting from zero out of my super comfort zone, yang saya lakukan pokoknya cuman berusaha tahu mauNya Tuhan, ikutin yang sudah Tuhan aturkan, seturut kehendakNya, melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan sambil terus bersyukur apapun yang terjadi.

Saya akan sedikit berbagi kisah bagaimana saya bisa bertemu dengan BabangSuami, karena semua detail kejadiannya hanya atas perkenanan dan kasih setia Tuhan ajah bisa terjadi.

Kami berkenalan ketika SMP di Madiun, kami sama-sama anak luar kota yang ber-SMP di Madiun. young-Babang baru pindah dari Ponorogo, sedangkan saya dari SD Negri Krajan2 Caruban.
Jadi sebenarnya kami hanya 3 tahun ajah di bersekolah Madiun. Kesempatan kami bertemu pun sedikit diluar dugaan karena saya waktu itu sudah tahun terakhir SMP, sedang Babang baru masuk (karena saya dulu terlalu cepat masuk sekolah, jadi meskipun umur kami beda cuman  12bulan 1minggu, tapi saya "manyak" 2 kelas diatasnya dan jadi kakak kelas hehe). Waktu itu pun kami bukan teman, hanya saling tahu saja, gara-gara guru kami Br.Agus (almarhum) yang sering sekali menyuruh saya jadi tukang-tulis di meja kantor beliau. Ada satu waktu Br.Agus menyuruh Babang untuk ke kantornya mengambil barang atau apalah waktu itu, Babang dan Br.Agus memang dekat, termasuk murid kesayangan sih kayaknya.

Saya masa SMP adalah anak yang pendiam dan pemalu, sedangkan Babang dengan ramah menyapa dan ngobrol renyah-serenyah Chiki, tapi ya sudah begitu doank, tidak ada kelanjutan.
Di ingatan saya cuman terpatri ada adik kelas yang ramah, pintar, ganteng dan baik hati named Kurnia titik, sampai saya lulus pun hanya itu memory kami bersama masa SMP sih, tidak bertambah ataupun berkembang.

SMA saya ke Malang di Kosayu, namun hanya satu tahun disana lalu saya pindah ke China 8 bulan, balik lagi ke Indonesia pindah sekolah ke Petra3 Surabaya. Kelar SMA lalu ke Melbourne, lulus kembali ke Indonesia, kerja di Surabaya, Jakarta dan end up kembali ke Caruban tercinta.
Sedang sang Babang, SMA di Kosayu (tapi karena saya manyak-kelas itu, jadi gak ketemu lagi), lulus SMA les di Surabaya beberapa bulan lalu ke Jerman. Tidak ada satu kalipun sepengetahuan saya dimana kita berada di tempat yang sama setelah perjumpaan masa SMP ituh. Hanya sebersit ingatan bahwa di masa kejayaan MSN Messengers kami sempat bertemu virtually random, via obrolan chat gituh, dan cuman sebatas saya tahu dia mau ke Jerman dan posisi saya waktu itu di Aussie, lalu sudah gitu doank (again) dan saya lupa kenapa tapi kita lost contact dan lupa begitu ajah tidak terjadi apa-apa. Lagian waktu itu kan masih harus ke Campus Library untuk bisa online-chat sih (belom punya koneksi internet di rumah sewaan), gak seperti jaman now yang pake HP bisa videocall, saya kuliah masih surat-suratan ama adek di Indonesia bokkk.

Berpuluh tahun tidak pernah bertemu dan bahkan lupa akan keberadaan masing-masing, yah namanya cuman sekedar kenalan gimana mau inget ya tohhh, teman akrab ajah kalau lama tak jumpa bisa sirna dari ingatan kan.

Until last year, ketika sedang pergi dengan teman-teman komsel GiC,
si Owen tiba-tiba berkata: "eh gak bisa malam-malam yah abis ini mau ngelayat"
Loh siapa meninggal?
Papanya Kurnia
Hah? Kurnia SMP Soyus itu?
Iya
Me: Titip salam yah wen
Sisil: Aku titip salam juga wen
*kurang lebih begitu obrolannya, nada kalimat tepatnya lupa haha

Lalu sehabis maysong si Owen laporan di group LINE: Salam kalian sudah disampaikan! Sama Sisil dia ingat, kalo Lusi lupa...jederrrrrrrr saya dilupakan! Lhoooo kok dilupakannnnn agak-agak gak terima sih, kok bisa saya yang pelupa ajah ingat tapi sananya lupa *gemes*

Ya maklum sih, mereka teman satu angkatan jadi setidaknya ya pasti ada 3tahun kesempatan sering ketemu di sekolah. Saya? Kakak kelas dua tingkat diatas, cuman setaon rentang kesempatan ketemu, beda angkatan juga lingkup pertemanan, saya sendiri ajah cuman punya satu memory ya dikantor Br.Agus itu doank haha.
Owen kemudian membagikan nomor WA Kurnia, waktu itu saya masih komentar: Lha ngapain dikasih nomor WA, belom ada plan pergi Jerman juga wen.
Gapapa disimpen dulu loh, ujar Owen kala itu.
Tapi hati kecil saya lalu merasa bersalah, saya sudah punya nomor, denger kalau dia sedang berduka, masak iya saya diam ajah? Kok kayaknya bukan gue banget haha.... ya sudah dengan mengikuti hati nurani, saya WA untuk mengucapkan Condolences.

Yang tidak disangka adalah, saat saya mengirim pesan turut berduka cita itu Kurnia sedang sakit perut salah makan, seharian kerjaannya hanya tiduran, ke wc dan chat dengan saya!
**Sepertinya saya harus berterima kasih sama tukang dawet yang diijinkan Tuhan bikin dia mencret juga yah hihihihi **
Diakhir chat hari itu, Babang berujar: "eh baru kali ini loh aku betah chat seharian sama orang!"
Lalu besoknya dengan berbagai alasan yang dibuat-buat, tiba-tiba dia nongol di Caruban!!!

Setelah jadian, si Babang baru berterus-terang: "Layoh toh aku tuh gak biasanya loh bisa mbelani kayak gituh, ke Caruban naik GoCar padahal baru sehari doank chat demi ketemu kamu!!"
Hahahaha, so sweet ! Ya itulah ... kalau bukan Tuhan turut bekerja sepertinya ga mungkin, karena sikap kami, respon kami satu sama lain, situasi, kondisi dan timing-nya semuanya passs. Tapi kesempatan itu memang mepet sekali, Rabu dia sudah harus ke Surabaya untuk balik Jerman, sedangkan saya juga sudah ada agenda acara menanti, jadi bener-bener hari itu adalah waktu yang tepat untuk bertindak, do it or leave it-moment , and I'm super glad he made the move!

Setelah pertemuan itu, semuanya plek-plek-plek kayak sudah ada lubang puzzle dengan ukuran dan bentuk pas. Lalu seluruh keluarga mengeluarkan restu buat kami berdua, dilamar dan kawin deh.


Kalau bukan Tuhan yang bekerja, Munich dan Caruban dengan probability ketemu yang sangat rendah, sepertinya tidak mungkin terjadi pertemuan kami.
Kalau bukan Tuhan yang merancangkan, gak mungkin semuanya bisa pas waktunya, pas momentnya, pas orangnya, pas keluarga cocok juga, semua pas dan lancar.
Kalau bukan Tuhan yang berkehendak apa yang terjadi pada kami berdua sepertinya tidak mudah terjadi, memimpikannya ajah kagak hahaha.

Tapi seperti lirik lagu tadi, TAK TERBATAS kuasa Tuhan tuhhh, jadi kita manusia jangan sering ber-negatif-ria dengan berkata bahwa "tidak mungkin kamu bisa nemu suami kalo sembunyi terus di Caruban!" Wahai engkau yang pernah mengatakan hal itu kepada saya, bertobatlah!
Waktu dulu dibilang seperti itu, (meskipun saya waktu itu juga belom tahu kan bakal kejadian begini, malah saya hanya bisa pasrah berujar Hanya Tuhan yang tahu! Read: "Step into Unknown") tapi saya menjawab; "Kalau Tuhan mau, bisa kok saat ini juga jodohku jatuh dari atas didepan hidungku, tapi kalau memang belum.... ya gimana lagi...lagian saya di Caruban bukan sembunyi loh, saya berkarya disini!"

Hebrews 4:16 New International Version (NIV)

16 Let us then approach God’s throne of grace with confidence, so that we may receive mercy and find grace to help us in our time of need.

Kuasa Tuhan itu tak terbatas, kita manusia yang seringkali membatasi.

Jadi kalau mungkin ada diantara kalian yang masih dalam masa penantian...
Jangan ber-negatif-thinking sama Tuhan, jangan menuduh Tuhan jahat atau tidak baik hanya karena anda belum mendapat jodoh. Sebaliknya, mendekatlah ke Tuhan, kenali apa yang DIA mau, cari tahu kehendakNya, belum tentu juga anda ditakdirkan Tuhan untuk nikah kan? Siapa tahu Tuhan lebih memakai ketika anda single.
Bagi yang sudah yakin dapat jawaban dari Tuhan akan panggilan untuk menikah, tapi belum ada tanda-tanda sang calon nampak, stay faithful, fruitful, grateful! Ojok mbebeki nguberi lanangan yo gaesss ! xixixi Kerjakan ajah apapun yang bisa dikerjakan sambil tetap bersyukur. Kan hanya Tuhan yang tahu waktunya kapan, tapi kalau Tuhan yang atur semuanya bisa plek-plek-plek pas di mata, pas di hati, pas dimana-mana deh!

Roma 8:28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Yang lebih penting adalah, sikap kita selama masa penantian itu loh, apakah kita masih bisa memberikan yang terbaik? Masih bisa bersyukur dan bersukacita meskipun yang terjadi belom sesuai maunya kita? Masih bisa tersenyum tulus meskipun kadang juga harus menangis tersedu di toilet setelah lelah mendengarkan omelan, cibiran dan penghakiman dari orang-orang sekitar?
Karena biasanya justru orang-orang dekat .aka. keluarga kita yang paling ngerecoki untuk segera begini segera begitu, lumrah sih, mereka begitu karena khawatir ajah sih biasanya.
Tapi ingatkan diri sendiri, perkatakan pada diri sendiri bahwa TAK TERBATAS kuasa Tuhan itu, dan segala rancanganNya pasti adalah yang terbaik. Kalau memang belum menikah ya bearti itupun sudah yang terbaik untuk kita.

My flesh and my heart may fail, but God is the strength of my heart and my portion forever. 
(Psalm 73:26)

Kalau ada pepatah the best is yet to come, sepertinya saat ini saya bisa menyimpulkan bahwa gak perlu "yet to come" kalo segala sesuatu yang sekarang terjadi ini right here right now apapun itu (baik ataupun kurang baik) tapi pasti akan mendatangkan kebaikan, pokok yang the best for us, entah itu berguna supaya membentuk karakter kita biar lebih sabar atau untuk lebih sharpen ourselves sehingga kita punya kualitas lebih mirip seperti Tuhan Yesus, ataukah memang sudah inilah yang terbaik, karena Tuhan tahu kalau misal dikasih yang kita mau ituh, nanti hidup kita malah yang hancur atau gak bagus kedepannya. Kan banyak tuh orang pengin kaya tapi begitu beneran kaya rumah tangganya hancur dll.

Setan maunya kita salah paham sama Tuhan, maunya kita dipengaruhi biar iman goyah lalu berbuat yang tidak sesuai Firman Tuhan lalu berdosa, lalu kita dijauhkan dari Tuhan dan rencananya, kita diperdayai sedemikian rupa supaya tidak bertobat malah didorong untuk berpikir yang tidak-tidak dan iman kitapun mengkeret atau malah hilang sama sekali.

Be sober-minded; be watchful. Your adversary the devil prowls around like a roaring lion, seeking someone to devour. Resist him, firm in your faith. (1 Peter 5:8–9)

Ingatlah wahai sahabat, Tuhan adalah Tuhan, DIA yang tahu semuanya, empunya semuanya, Maha Kuasa Maha Mulia, kita jangan sok tau atau membatasi kuasanya, tetaplah beriman karena kuasa Tuhan tak terbatas adanya!

Lebih luas dari samud'ra,
kebaikanMu Bapa takkan habis di hidupku.
Lebih tinggi dari cakrawala,
tak terbatas kasihMu.
Sungguh ‘ku bersyukur.

Semangat dan tetap bersyukur!

Psalm 84:11 King James Version (KJV)

11 For the Lord God is a sun and shield: the Lord will give grace and glory: no good thing will he withhold from them that walk uprightly.






Komentar