MAU ajah dulu!

Happy New Year!!!

Telat banget yah bulan keempat tahun ini udah jalan 9 hari baru kasih selamat tahun baru, gapapa lah yah, yang penting kita semua dengan semangat yang selalu baru menjalaninya yaaa kannnnn.

Bagaimana tahun 2019 kalian sejauh ini?

Kalau tahun 2019 saya diawali dengan status baru: fiancee *uhuk uhuk*
Banyak orang berkomentar "akhirnyaaaaaa" karena musim lajang saya yang cukup lama dibanding kebanyakan orang ini akhirnya pindah ke sesi berikutnya. Kok langsung fiancee? Lah gimana donk, jadian gak lama langsung ajah diajak nikah tuh! Ketika bercerita ke Paige tentang hubungan ini saya kena omel ibu-bule karena masih menyebutnya pacar, menurut Ibu Gable, kalau sudah diajakin nikah itu namanya sudah fiancee, lalu sejak itu diwajibkanlah saya untuk menyebut sang kekasih hati dengan sebutan fiance...ahhhhhh saya suka sih istilah ini hihihi.

Yang sering ngobrol dengan saya hari-hari pasti tahu gimana proses perkenalan kami, semuanya terasa begitu praktis, pas dan tepat waktu. Mungkin sebagian akan berkomentar cepet-sekali, namun kami sendiri yang menjalani prosesnya setuju bahwa kisah kasih kami sesuai dengan ungkapan "semuanya indah pada waktunya".
Sebenarnya, kami berdua sendiri bahkan tidak menyangka semua ini bisa terjadi dari sekedar a simple hello from me.
Ya! Saya adalah yang pertama menyapa halo, dan siapa sangka sederhananya halo saya waktu itu mengkretek-kan hatinya dan membuat penantian kami berdua berakhir dalam satu perjumpaan indah. Sapaan halo pertama memang dari saya, tapi tindakan tindakan berikutnya diborong semua sama sang pejantan tangguh kok ahayyy.

Memacari saya adalah hal yang menurut saya sendiri tidak mudah. Belum pacaran ajah sudah banyak aturan saya paparkan di depan, setuju ya ayuk, gak setuju ya udah sana minggir #eh
Untungnya si bapak tercintah setuju semua aturan itu dan berusaha mentaatinya bersama.
Bukan karena sok-suci atau apalah ituh, justru dikasih banyak peraturan karena saya sadar sebagai manusia sukanya bertindak yang semau sendiri jadi saya merasa perlu border yang jelas hehe. Kita semua punya masa lalu dan jelas sekali kami bukan orang kudus, (sesuai passport sih saya orang Caruban dia orang Jerman bukan orang Kudus #oops).
Namun justru belajar dari masa lalu, kami sepakat untuk bekerjasama melakukan apa yang baik sebisa kami sesuai dengan panduan Firman Tuhan.
TIDAK MUDAH pasti, pemandangan terindah itu bisa terlihat juga setelah kita mendaki gunung yang tinggi kan! (harap maklum jadiannya diatas gunung jadinya kata "gunung" harus diungkit-ungkit jadi kiasan juga xixixixi)
Tapi hanya dengan anugerah Tuhan, kami yakin apa yang tidak mudah, tidak mungkin dan tidak biasa itu bisa berubah menjadi mungkin dan bahkan perjalanannya menjadi sangat unik dan berkesan.

Okay, enough status introduction, bagaimana kabarnya semua???
Sudah mau pemilu kannnn, udah mendaftarkan diri semua belom? Jangan golput loh yahhhhh!

Jujur pemilu kali ini berasa agak panas suhu nya, entah kenapa orang-orang bisa lebih gampang sensi, lalu saling membela group sendiri dan menjelekkan pilihan orang lain.
Yaaa manusiawi sih, karena kita merasa diri paling benar dan paling bagus dengan pilihan paling tepat, yang terkadang membuat kita lupa menilai dari segi fakta dan realita yang ada.
Dan apakah pertikaian tentang pilihan kita itu sepadan dengan rusaknya hubungan bertetangga, bermasyarakat dan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an kita???
Apakah dengan menjelekkan orang lain lalu kita akan terlihat bagus?
Kota yang terletak diatas gunung itu tidak akan tersembunyi kan?
Jadi kalau barang bagus dan beneran posisinya udah diatas yah ga perlu menjelekkan orang lain sudah pasti keliatan menonjol sendiri toh? Lalu ngapain kita yang dibawah heboh sendiri sambil saling benci dan bahkan disertai tindakan anarki? Pernah mikir gak sih misalkan kita dicubit ajah sakit dan pasti menghindari, namun kenapa atas nama khilaf lalu karena emosi bertindak semau sendiri melukai sana sini? Apapun alasannya kekerasan baik verbal maupun kelakuan itu gak ada bagus-bagusnya dan tidak ada dianjurkan diajaran agama, sosial budaya atau ilmu apapun.

Negara kita adalah negara yang masih dalam proses "membangun diri", jadi kalau ada beberapa perubahan yang bikin tidak nyaman yaaaaa itu pasti! Kalau ada perbaikan/pelebaran jalan biasanya gimana? Pasti pengguna jalan harus terusik dengan tong tong besar, alat-alat berat di tengah jalan  juga pekerja yang seliweran, bahkan tidak jarang harus ada prosesi buka tutup jalur.
Bayangkan ketika ada pelebaran jalan lalu orang-orang pada demo menolak pekerja-pekerja yang terkesan 'mengganggu' itu? Bisakah jalannya jadi baik sendiri atau jadi lebar sendiri?? Butuh jin Aladin yang berkolaborasi dengan Jinnya rokok76 tuh... tapi itupun akan dikasih pertanyaan dimuka: Wani piro? Wkakakakakakkaaka

Jadi jangan mimpi semua jadi baik, kalau kita menolak proses perjalanan menjadi baik itu dan tetep suka memilih cara-cara lama yang kurang baik.

Udah ah sekian ajah, nanti saya ditegor dikira berkampanye haha
Saya tidak berkampanye tapi... Oh ayolah Indonesiaaaaa, jadilah bijak!
Jangan cuman mau yang enak tapi menolak prosesnya!!

Ngomong-ngomong soal proses, balik lagi ke perubahan status yang sudah berpuluh taon single ituh dan mendadak mau kawin sodara sodari!
Si doi pernah berujar, "tau gak sih kita bisa begini salah satunya karena karakter kita masing masing memungkinkan kita untuk bertemu dan cocok".
Ya, itu benar, kalau misalkan saya masih jadi Aniex jaman SMP yang invisible dan gak banyak ngomong, malas berinteraksi dengan orang, mungkin akan lebih susah bagi versi-manusia-lama-saya menyapa orang yang sudah puluhan tahun tidak berjumpa khan?
Pembentukkan karakter itu adalah proses panjangggggggg dan terus berlangsung sampai kita menghembuskan nafas terakhir.

Butuh kemauan dan ketaatan untuk mau di proses menjadi lebih baik.
Dan siapa yang bisa membuat kita MAU kalau bukan atas perkenanan Tuhan dan karena diri kita sendiri yang bertindak?! Pokoknya MAU ajah dulu, nanti kalo udah ada kemauan pasti ada jalan, gitu kan kata pepatah. Kalaupun perubahannya masih belom seperti negara maju, yang penting MAU dulu untuk turut membantu menyumbangkan langkah-langkah kecil kita demi perubahan ke arah yang lebih baik. Seperti saya yang mendadak akan menuju jenjang pernikahan, saya pun harus MAU untuk kenalan dulu, berikutnya mau jadi pacar, lalu mau menerima lamaran, baru ada mau menikah, bukan begitu?
Yuk.. MAU ajah dulu! ^_^


















Komentar