Hallo semua!
Mau ngucapin selamat tahun baru, udah lewat 4 bulan, disusul berkelanjutan Tahun Baru Imlek, Lebaran bahkan yang terakhir Paskah pun sudah lewat... tapi ada satu hal baru yang saya mau deklarasikan:
Horeee saya akhirnya melangkah ! Hahaha
Mungkin untuk sebagian kalian, sudah bukan berita baru karena saya juga sering meng-upload-nya di media sosial saya.
Di bulan February kemarin saya memutuskan untuk mendaftar di sebuah Bootcamp Front-End-Developer, sebuah thema asing di hidup saya yang biasanya jauh dari kata teknologi.
Sebenarnya saya berkutat dengan pemikiran yang saya yakin Tuhan lah yang menaruhnya di pikiran saya, namun... saya takut, takut melangkah, takut ini, takut itu...banyak lah.
Ya anda membacanya dengan benar, saya takut!
Karena saya bukanlah Tech-lover, lebih ke gaptek sih tepatnya, bahkan saya tidak suka loh belanja online, separah itu!!
Saya pakai Laptop hanya untuk membuka Sheets demi mencatat pengeluaran dan investasi dll, dll. Pokoknya yang urusannya dengan duit keluar masuk, saya bukukan setiap detail cent nya, (suatu nasehat dari seorang teman yang saya lakukan rutin dan jadi kebiasaan selama saya 5 tahun merantau ini). Dengan dibukukan, uangnya mengalir kemana ajah ada catatannya semua. Untuk kalian yang tidak pernah membukukan keuangan kalian, cobalah! Menurut saya sih, sangatttttt berguna, saya jadi lebih terarah, ada financial plan, ada goal nabung, memberi, investasi, dsb. Dan yang pasti saya juga lebih hemat terarah. Toh sekarang ada GoogleSheets yang gratis dan online bisa diakses darimanapun.
Selain pembukuan pribadi, sisanya kegunaan laptop saya hanya sebatas browsing, membaca, chatting, lihat Youtube dan menulis blog (yang sudah jarang banget pula). Lalu tetiba dikasih impresi untuk belajar computer.....hmmm....
Mikir-mikir-doa-doa-ngebatin-mikir-doa-mikir gitu ajah ritmenya, selama hampir setahun kemaren! Bahkan saya sendiri tidak yakin dengan pemikiran itu dan tidak membicarakan dengan suami haha.
Sampai suatu hari Tuhan mengijinkan saya berturut-turut mendapatkan ayat yang sama dari sumber yang berbeda-beda, bahkan klimaksnya ada orang masukin itu ayat randomly di kotak post rumah saya!
Setelah itu mulailah saya 'negosiasi' dengan Tuhan, itupun dengan banyak 'tapi' nya hahaha, untunglah Tuhanku sabar dan penuh kasih. Tapi Tuhan kalo hal baru lalu belajar pakai bahasa Jerman bukannya itu lebih berat lagi, ada ga yang bahasanya Indonesia gituh? Maksudku setidaknya aku dapat pemahamannya utuh gitu kan gak pusing kuadrat karena barrier bahasa.
Saya browsing-browsinglah sekolah online di Indonesia (yang ternyata kagak banyak opsi), lalu yang kursus-kursus amrik berbahsa Inggris juga banyak sebenernya tapi saya juga tidak berani ambil karena itu belajar sendirian gituh. Saya cukup sadar bahwa stok disiplin saya setipis dan serenyah lapisan wafer.
Hingga suatu hari, ada Youtube suggestion, nontonlah...
Dan tentang Bootcamp Front-End-Developer, kayak mentoring 3 bulan belajar bikin web dan coding gitu lah singkatnya. Saya tiba-tiba ga pake nanya suami tiba2 daftar dan bayar bwhahahahahhahaa.
Mungkin sekilas terlihat impulsif, tapi sebenarnya itu sudah ada di lubuk hati terdalam dan jadi obrolan kebatinan dalam hati dengan diri sendiri dan Tuhan.
Masuk Bootcamp, sesi perkenalan ...oh okay...
Dikasih Jadwal kelas, loh kok jadi tiap hari kelasnya, karena iklannya 2kali doank seminggu.
Namun karena logisnya mikir, yah kan malah dapat banyak-an dari yang dijanjikan, ya sudahlah....cuan.
Tapi ternyata, materinya sungguh-sungguh diluar nurul buatku, otakku kaget, kepalaku ngepul tidak mengerti, badanpun protes mencret-mencret seminggu pertama, semuanya saking stressnya kali yah.
Lalu di akhir minggu ada kelas Live-Coding, pelajaran seminggu yang setiap kali habis kelas kupelajari lagi, kukerjakan PR hariannya dan kupantengin, itu hilang semua pas Live-Coding! Tangan gak ngerti harus ngetik apa, tapi harus dikumpulkan, hanya 1 soal bisa menjawab itupun ga tau bener apa kagak. Padahal keesokan harinya soal yang sama kukerjakan pelan-pelan sambil lihat dokumentasi bisa loh! Waktu Live kayaknya gugup sampai ga tahu itu di modul bagian mana, mau nyontek modul pun kagak bisa karena gak tau itu dimodul mana haha kocak sekali kalo ingat waktu itu.
Lalu separuh murid kelas Batch saya beramai-ramai protes ke Management dan para Mentor, hal yang sebenarnya istilah kata orang dikasih bonus kok nolak.... ya itulah kami!
Soalnya ada syarat di Bootcamp ini untuk mencapai nilai rata-rata 70 untuk bisa lanjut ke Career Development Programm-nya, absensi kehadiran kelas pun harus diatas 80% dan gak boleh hilang 'nyawa'. Nah sistem nyawa ini yang mungkin bikin kita memutuskan untuk menolak bonus daripada 'nyawa' melayang, karena tiap murid dapat default-nya 2 'nyawa', setiap Phase kalau nilainya diatas 60 baru lewat, kalo kurang bisa berkurang 1 nyawa, ketika dua Phase kurang dari 60 ya udah ga lolos, dan gak diperbolehkan lanjut, namun masih bisa mengulang gratis ikut Batch yang selanjutnya (kalau ada kelas berikutnya). Semuanya langsung hiruk pikuk dengar sistem nyawa ini, ada sebagian yang bahkan dengan ekstrim membandingkan seperti kita masuk ikutan SquidGame haha.
Namun akhirnya Management mendengarkan, dan mewajibkan hanya 2 kelas per Minggu, lalu ada 1 kelas Overview dan 1 Kelas Inggris. Sebenernya masih tetap hampir tiap hari, namun beban 'wajib hadir'nya dan overwehlmed Materinya yang mungkin sudah berkurang, jadi cukup win-win. Untuk yang kelas Overview tidak wajib hadir, yang Inggris pun tidak wajib bila ketika test awal nya sudah mencapai level Inggris B1. Dalam hal Inggris saya cukup lega karena hasil test sudah C2, karenaaaaa test nya ga pake speaking bwhahahahhaa. Coba kalo pakai speaking mungkin levelku akan beda kali yah, karena Inggris saya sekarang sudah acak kadul, ngomong hal sehari-hari ajah kadang kecampur sama Jerman!!!
Thank God, teman-teman seperjuangan di Batch kami cukup kompak. Kami membentuk group WA lalu berdiskusi bersama, juga ada ngoding bareng, lalu bisa nanya apa ajah, yah intinya banyak orang baik yang ga pelit untuk saling membantu. Dan rata-rata dari mereka adalah cowok, hanya dua cewek di group kami dan dua-duanya tinggal jauh di luar negri pula haha. Mereka sebagian besar sudah punya basic teknik, ada yang pekerjaannya memang sudah Software Engineer bahkan, ada yang arsitek, designer dll...anak teknik lah yah kebanyakan.
Saya....ibu rumah tangga, teknik yang saya banggakan hanyalah teknik menata isi kulkas hahaha. Namun saya berusaha dengan sangat kerasssss untuk belajar setiap hari semampu saya, dan meskipun pace nya mungkin pelan, namun saya bersyukur, para mentor dan teman-teman di kelas sangat-sangat supportive jadi sayapun tidak merasa minder dan tidak malu bertanya.
Ketika hasil penilaian minggu pertama dibagikan, jrengggggggg
Saya terkejut saudara-saudara! Nilai saya jauh diatas ekspektasi saya sendiri hahahaha
Sampai-sampai saya kaget sendiri dan...oh wow...saya ternyata bisa ahahhahahaa
Pelajaran kursus ini masih baru berlangsung 5 minggu menuju minggu ke 6, Phase 1 sudah terlewati dengan nilai jauh diatas ekspektasi saya sendiri, namun apa kabar kelanjutannya? Hanya Tuhan yang tahu hahaha, yang saya bisa cuman belajar dan belajar dan surviving ajah hahaha. Meskipun nilai secara tertulis cukup memuaskan, namun semua materi, semua info itu masih terasa ngawang mengapung-apung diotak dengan acak, ada yang tergelincir keluar pula dari otak alias lupa padahal baru kemarennya dipelajari haha. Entah nanti kedepannya bagaimana, saya juga tidak tahu, namun saya mau berjalan ajah dulu, satu langkah kecil pun tak apa daripada hanya diam dan takut, lalu setahun kemaren bergulir agak sia-sia, coba saya sudah mulai dari kemaren-kemaren kan udah lebih bisa harusnya.
Tapi hal lewat ya sudahlah gak perlu disesali terlalu dalam, yang penting kedepan melangkah dengan tekun dan bersama Tuhan ajah deh. Karena flow yang katanya kalo keluar dari Comfort Zone itu ketemu Fear Zone (dan bener banget fear, sampai tangan trembling waktu live-coding hahaha). Lalu ketika berhasil beranjak keluar dari Fear Zone barulah kita malangkah di Learning Zone dan hopefully nanti berlanjut ke Growth Zone dannnn masih lanjut lagi ke Fruitful Zone.
Saya sekarang sepertinya ada di Learning Zone, karena sudah tidak semenakutkan waktu awal masuk, namun.....yaaaaa.....jalannya pun masih terseok-seok, entah kedepannya gimana juga gak tahu, tapi untuk tidak takut lagi ajah kan sudah suatu langkah kedepan kannn... mari kita rengkuh saja dan jalani.
Namun satu hal yang aku tahu pasti, Tuhan bener-bener setia menyertai dan beneran berasaaaaa bangetttttt sampai detail gitu. Bukan dalam hal yang besar atau tiba-tiba saya sudah bisa bikin website atau otak sedemikian cemerlang sampai ngerti segala sesuatu tanpa nanya ke AI. No.
Tapi dalam hal sehari-hari saja dimana saya masih bisa fokus tanpa distraksi mengikuti pelajaran.
Saya bisa punya waktu untuk belajar lebih dari 4 jam sehari.
Koneksi Internet yang OK.
Teman-teman sekelas yang supportive.
Mentor-mentor yang sabar.
Kesehatan yang baik dan sudah gak perna mencret gara2 stress lagi... horeee.
Matahari yang bersinar cerah setiap pagi selama dua minggu berturut-turut. Disini kan sinar matahari agak gak tiap hari cerah bersinarnya kalo musim dingin kemaren yah, jadi minggu-minggu awal belajar lalu cuacanya bagus tuh somehow bikin mood juga bagus bwhahahahhaa
Bahkan di suatu hari ketika saya suntuk sekali dan otaknya lelah (karena sebenernya belajar computer programming is not in my passion list ) tiba-tiba seorang teman WA, hey aku ada didekat rumahmu mau belanja, yuk ngopi! Orang sini sangattttt jarang yah secara spontan ngajakin keluar gitu, meski dengan teman sekalipun (bahkan anggota keluarga pun) mereka semua pake namanya Termin (Janji). Jadi semuaaaaaa harus ada Termin dulu jauhhh hari, bisa sampai mundurnya beberapa bulan sebelum kalau mau merencanakan sesuatu.
Ngopi sebentar, ngobrol dan bercanda sejenak bersama teman seperti me-recharge my social-being yang beberapa minggu didepan computer melulu. Energy back to full just in half an hour! Itupun berkat Tuhan yang sangat kusyukuri.
Jadi... entah kedepan bagaimana, saya sendiri belom jelas. Tapi saya jelas tahu, saya berjalan dengan Tuhan yang memegang hari depan.
Entah nanti bisa lulus dan dapat kerja atau kagak...., namun mengutip kalimat dari seorang Youtuber yang ngena banget di saya:
Ibarat mau bisa berenang, kita ga membaca buku teknik berenang dan melihat olimpiade berenang, kita harus nyemplung ke dalam air, dan pengalaman tenggelam lalu berusaha di dalam air itu mungkin tidak mengenakkan, tapi dengan itu belajarnya lebih efektif daripada hanya yang sekedar melihat dari sisi kolam.
Dan itu nujleb sampai ke relung hati, karena saya sendiri ga pernah les berenang, namun ya saya bisa berenang, bukan yang ahli tapi yang pokok bisa dan ga tenggelam, dan itu semua diawali ketika duluuuu saya mau nyemplung!
Jadi...ya mari mencoba nyebur dulu ajah, kalau memang sesuai dengan kehendak dan perkenanan Tuhan, kiranya Learning Zone ini bisa pada waktunya menjadi Fruitful Zone. Dan sementara menjalaninya, untuk bisa tetap bertahan saja itu juga sudah merupakan kemurahan Tuhan. Dan meskipun kenyataan sering kali mengecewakan, kegagalan juga rutin dijumpai, namun kegigihan yang masih ada melekat dan harapan yang tak pernah sirna itupun hanya oleh anugerah kemurahan Tuhan saja, dan saya bersyukur sangaaaaaaaaaaaaaat karenanya.
Let's just swim!
Let's just 'nyemplung'
BalasHapus